°˖✧ 54 : : singularity

4.6K 629 61
                                    

hy !

voment nya ya jangan lupa

selamat bacaaa

selamat bacaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Jaemin mengendarai mobilnya dengan kecepatan di atas rata rata, emosi benar benar sedang menyulutinnya. Tanpa peduli dengan pengendara lain, Jaemin terus melajukan mobilnya dengan sangat cepat, seperti sedang kesetanan.

Seharusnya ia menjemput Jaera di sekolah anak itu, tapi rencananya berubah. Tujuan Jaemin sekarang adalah apartemen Jimin, menemui pria itu untuk membicarakan perihal masalah yang baru menimpanya. Sedangkan untuk menjemput Jaera, pria itu sudah memerintahkan supir pribadinya , sekalian mengantisipasi kalau dirinya yang menjemput secara langsung pasti akan terjadi kehebohan.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi Jaemin untuk sampai di apartemen Jimin, sebab dirinya membawa mobil layaknya seorang pembalap yang sedang berada di arena sirkuit.

Sebelum ke sini, Jaemin sudah memberitahu Jimin bahwa dia akan datang. Karena hari masih sore, kemungkinan pria itu sedang di luar sangat besar. Mengingat jam pulang kerja masih ada sepuluh menit lagi, bisa di pastikan kalau Jimin masih di kantor.

Tapi setelah mendapatkan pesan dari Jaemin, pria bermarga Yoon itu langsung bergegas pulang, meninggalkan segala pekerjaannya di kantor. Kalau tidak seperti itu, bisa bisa Jaemin semakin ngamuk dan dirinya lah yang menjadi pelampiasannya. Huhh..

Tepat saat Jimin memasuki apartemennya, saat itu juga bel rumahnya berbunyi. Tanpa harus di tebak pun sudah pasti ketahuan siapa orang yang datang.

Langsung saja Jimin membuka pintu rumahnya, dan Jaemin pun terlihat oleh matanya. Berdiri tepat di depan rumahnya dengan pakaian santai, lengkap dengan topi hitam, menatap Jimin dengan tatapan datar dan aura dingin.

Seketika Jimin menelan ludahnya begitu merasakan aura mencekam dari sepupunya itu. Dengan gerakan cepat Jimin menyingkir dari depan pintu, mempersilahkan Jaemin untuk masuk. Setelah itu, baru lah pintu ia tutup dari dalam.

"Kau cepat sekali, bukan kah jarak rumahmu menuju apartemen ku lumayan memakan waktu lebih dari sepuluh menit??" Jimin berujar, berbasa basi seraya melangkah berbeda arah dengan Jaemin yang ke ruang tv sedangkan dirinya ke dapur untuk mengambil minuman segar.

"Tanpa ku jawab, kau sudah tau jawabannya." Sahut Jaemin, sedikit ketus dan malas.

Sedangkan itu di dapur, Jimin terkekeh pelan mendengar nada bicara Jaemin yang sangat datar. Pintu kulkas berwarna hitam Jimin buka, lalu dia mengambil dua kaleng minuman soda dan di bawa ke ruang tv untuk di suguhkan kepada Jaemin.

"Minumlah, redakan emosimu lebih dulu. Aku tidak mau ikut menarik urat," satu kaleng minuman soda Jimin sodorkan padanya.

"Tidak ada alkohol??" sebelah alis Jaemin terangkat, menerima minuman itu dengan tatapan bertanya.

Jaemin's wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang