[END] " siapa yang mengira kalau kau di takdirkan hidup dengannya "
#1 in Jaemin 250621
#1 in fiksi 020721
#2 in 21 0203023
[DISCLAIMER!!]
1000% fiksi, apapun di dlm nya jgn di hubungkan ke real life tokoh!
1000% karya sendiri PLAGIATOR? minggi...
aku mau tau nihh klian tim pembaca yg baca setiap malem aja atau tim pembaca sesuai apdet author dan sesuai mood aja??
btw cek ig ku yaaa trailer Jaemin's wife udh ku upload di ig !!
rasakan vibes nya dan nikmati video singkatnyaa . anjai
jangan lupa vote dan komen nya juga oghey
pi riding. . . !
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah menghabiskan waktu sekitar dua jam di sana, Jaemin pun memutuskan untuk pergi. Tapi tujuannya bukan lah rumah, melainkan tempat lain sebagai pelariannya kedua.
Katakan lah Jaemin pengecut, karena memang Jaemin pun merasa dirinya sangat pengecut. Tidak berani pulang ke rumah karena takut rasa sakit hatinya kembali timbul ketika bertemu pandang dengan Lenna.
Kemana perginya Jaemin si arogan dan pemberani?
Sudah ada lima panggilan tak terjawab dari Jimin, dan tiga panggilan tak terjawab dari Lenna. Memang semua panggilan itu tidak Jaemin angkat satu pun, dengan sengaja juga Jaemin mematikan ponselnya agar tidak ada pengganggu lain.
Dan kini mobilnya sudah terparkir kembali di basement apartemen, setelah menempuh perjalanan sekitar satu jam lebih akhirnya Jaemin pun sampai di apartemen nya.
Ya, pelarian keduanya adalah apartemen. Sebenarnya bisa saja Jaemin pergi ke rumahnya yang lain, tapi cukup malas karena jaraknya jauh dan memang berada di pinggiran kota, jauh dari keramaian.
Pria itu masuk ke dalam gedung dan menaiki lift, tombol angka lantai sembilan Jaemin tekan dimana lantai unit nya berada. Sudah lama juga Jaemin tidak mendatangi apartemen nya ini, mungkin sekarang tempatnya sudah terbengkalai.
Eh tidak juga, karena memang setiap minggunya Jaemin memberi kepercayaan pada satu orang pembantu untuk membersihkan apartemennya setiap seminggu sekali.
Tidak lama kemudia pun pintu lift terbuka, Jaemin melangkah keluar dan menelusuri lorong lantai tersebut untuk sampai ke unitnya yang berada di ujung.
Begitu sampai, dengan segera Jaemin memasukkan password agar akses nya terbuka. Setelah terbuka, langsung saja Jaemin melangkah masuk ke dalam. Menyalakan setiap saklar lampu agar menjadi terang.
Jaemin pergi ke dalam kamarnya, melempar jas kantor yang sedari tadi ia bawa setelah di lepas di dalam mobil tadi. Karena merasa tubuhnya lengket, maka Jaemin pun memutuskan untuk mandi lebih dulu dan sekalin mengguyuri tubuhnya di atas shower agar semua pikiran yang menggomplok di kepalanya ikut hilang terbawa air.
