°˖✧ 58 : : house

5.1K 659 129
                                    

hy!!

apa kabar gaeseu??
sehat kah??

hehe maap bru sempet up nich
udh pada nunggu ya?? uch lope deh

tenang aja cerita ini bakal terus berlanjut kok, cmn author nya sedang kacau balau hehe

nich tumpengnya
SELAMAT MAKAN!!

sebelum baca harus apa dulu?? ya vote dulu dong!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sebelum baca harus apa dulu?? ya vote dulu dong!!

mari di vote sebagai parkir nich

komennya jga mana nich janlup yee

pi riding...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.














Jaemin diam membeku, barusan pertanyaan yang Lenna lontarkan seolah menghentikan semua saraf pada tubuhnya. Jaemin tidak pernah menyangka kalau Lenna akan mempertanyakan hal seperti itu padanya, ia kira selamanya Lenna tidak akan bertanya lebih, tapi perkiraan selalu mengkhianati yang ada.

Karena tidak kunjung mendapat jawaban, tangan Lenna pun bergerak menyentuh lengan Jaemin yang masih setia melingkari perutnya.

"Jaemin? Kenapa kau diam?"

Pria itu menunduk, begitu tersadar dari keterdiamannya setelah mendengar ucapan Lenna tadi. Senyum tipis terukir di wajah tampannya, perlahan satu tangannya bergerak menyentuh pipi kanan Lenna, mengusapnya lembut tanpa melunturkan senyuman kecil pada wajahnya.

"Kenapa kau bertanya seperti itu, hm??" tanyanya balik, berusaha menyembunyikn rasa terkejut serta paniknya dengan bersikap lembut.

"Emm... Entahlah, aku merasa sedikit janggal." Kerutan terlihat di kening Lenna, "bukankah biasanya mereka yang memiliki dendam akan membalaskannya pada siapa pun. Terlebih jika orang itu memiliki hubungan dengan yang kau dendami??"

Jaemin's wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang