°˖✧ 23 : : who

6.3K 767 34
                                    

hy !

ku up cepet hehe dabel

nah mna balasannya?? vote ayyo, komen juga di setiap paragraf coba apa saja ku baca dan tar ku balas juga hehe

selamat baca ♡

selamat baca ♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Tidak lama setelah kedatangan ambulan, Jaemin yang sudah mulai kehilangan kesadaran langsung di bawa menuju rumah sakit. Lenna menemani pria itu, menatapnya dengan raut khawatir karena saat di perjalanan Jaemin sudah tidak sadarkan diri. Wajahnya sudah pucat pasih, luka nya sudah di tangani setidaknya menahan agar darah tidak lagi keluar lebih banyak.

Kemeja serta jas kantor yang Jaemin gunakan sudah berubah warna menjadi merah, tidak keseluruhan hanya bagian lukanya saja dan merembet ke sisi sisinya.

Lenna sudah tidak bisa menahan air mata lagi saat tubuh lemah Jaemin di bawa menggunakan brankar rumah sakit begitu sampai di sana, sambil ikut mendorong brankar Jaemin di bawa menuju ruang ICU.

Sial! Lenna benci menangisi orang. Terlebih menangisi orang yang tidak begitu berarti dalam hidupnya, jujur saja Lenna menangis bukan karena takut Jaemin meninggal. Wanita itu hanya takut orang yang Jaera cintai satu satunya kembali di ambil tuhan, terlebih lagi Lenna tidak suka melihat orang kesakitan seperti Jaemin tadi.

"Maaf, nona. Anda tidak bisa masuk," seorang suster menahan tubuh Lenna agar tidak masuk ke dalam ruangan.

Mau tidak mau Lenna menurut. Suster itu lalu masuk ke dalam, menutup pintu yang kacanya buram hanya ada segaris saja yang terlihat jelas melihat keadaan di dalam.

Jantung Lenna berdebar, ada rasa takut di dalamnya. Kedua tangan Lenna bahkan sudah di penuhi darah milik Jaemin yang mulai mengering, reflek Lenna mendudukan diri di kursi yang tersedia di depan ruangan, begitu merasakan tubuhnya melemas.

"Apa yang terjadi pada Jaemin?!" tiba tiba suara penuh nada khawatir masuk ke telinga Lenna, membuat dia mau tidak mau mendongakkan kepala dengan wajah berantakan.

Jimin, pria itu lah yang baru saja bertanya. Berdiri menghadap Lenna dengan tatapan penuh tanya serta kegusaran di dalamnya.

Setetes air mata kembali lolos melewati pipinya. Ck! Lenna benci terlihat lemah di mata orang.

"Lenna?" Jimin memanggilnya dengan suara pelan.

Dengan kasar Lenna mengusap pipinya yang basah, "Ja-jaemin di tusuk.."

Jimin terkejut, dia tidak salah dengarkan? Apa yang baru saja Lenna katakan berhasil membuatnya terkejut. Tunggu, siapa orang yang berani menusuk Jaemin?? Orang biasa?? Untuk apa dan mengapa?? Musuh dalam bisnis?? Tidak elit sekali menusuk di dalam keramaian. Lalu siapa??

Jaemin's wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang