[END] " siapa yang mengira kalau kau di takdirkan hidup dengannya "
#1 in Jaemin 250621
#1 in fiksi 020721
#2 in 21 0203023
[DISCLAIMER!!]
1000% fiksi, apapun di dlm nya jgn di hubungkan ke real life tokoh!
1000% karya sendiri PLAGIATOR? minggi...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nothing else matters, only us right now — song lyrics
playlist : Paint Me Naked - Ten Wayv
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Lenna buka pintunya, kau salah paham. Bukan begitu maksudku, hei Lenna. Ayo buka pintunya, aku minta maaf sayang. Lenna!"
Tidak henti hentinya Jaemin membujuk Lenna, mengetuk pintu kamar yang kini sudah terkunci dari dalam. Sesekali dia menempelkan telinga, barang kali bisa mendengar apa yang tengah istrinya lakukan di dalam sana sampai sampai pintu di kunci.
Tapi tetap saja, tidak ada yang terdengar sama sekali. Hanya sunyi. Jaemin menghela nafas, sulit sekali membujuk Lenna untuk membukkan pintu. Apa semarah itu istrinya sampai tidak mau menemuinya barang sejenak??
Ck! Ini semua karena Jimin! Pria itu merutuki mulut nya yang dengan mudah memuji wanita lain di hadapan istrinya sendiri. Huh! Bisa stres dia lama lama!
"Sayang, hei. Buka pintunya dulu, ya? Aku minta maaf," tidak menyerah Jaemin terus membujuk.
Pintu itu dia ketuk berulang kali, dan berulang kali juga Jaemin membujuk Lenna. Tapi tetap saja, tidak ada sahutan dari dalam sana, membuat Jaemin lelah sendiri.
Drrrrtt drrrttt
Tangan Jaemin yang hendak mengetuk kembali pintu di hadapannya ia urungkan, ponsel yang bergetar ia ambil dari dalam saku celana pendeknya. Ternyata ayahnya lah yang menghubunginya lagi, dan tanpa berlama lama langsung saja panggilan itu Jaemin angkat seraya melangkah menjauhi pintu kamarnya.
"Hallo, ayah??"
"Jaemin bersiaplah, malam ini kau bertemu dengan Guanlin. Ambil barangnya dan transaksi seperti biasa, dua puluh menit lagi mereka sampai. Temui mereka di stasiun terbengkalai di dekat stasiun baru," ucapnya tanpa basa basi.
Kening Jaemin mengerut, "stasiun?? Kenapa tidak di tempat biasa, yah??"
"Ayah tidak tau, itu kemauan Guanlin sendiri. Cepat lah bersiap, dia tidak suka menunggu. Barang yang di bawa cukup banyak, kau tidak bisa sendiri. Sekalian berjaga jaga takut ada hal yang tidak di inginkan terjadi," balas ayahnya dengan serius.
