Udah dibaca berulang ulang, tapi rasanya masih ada yang salah. Komen ya kalau kalian menemukan typo¡¡
Ada saatnya semua rahasia ini terbongkar.
BagasAbdullah_______
Warung bu Jeno.
Tulisan yang terpampang jelas di depan warung itu membuat Rara tertawa kecil, kepalanya menggeleng dengan mulut berdecak pelan. Ia mengeluarkan uang berwarna hijau dari sakunya dan memberikan ke ibu ibu penjaga warung. Mengambil plastik belanjaan, Rara memutar tubuhnya balik ke rumah.
Kebetulan warung itu hanya berjarak 5 meter dari kontrakan. Sampai di depan pintu, Rara melihat sepatu Bagas yang masih ada. Cowok itu belum berangkat kerja ternyata.
"Sebenernya Rara masih gak suka Bagas kerja di club, terlalu bahaya buat cowok pendiam kaya dia" gumannya membuang nafas.
"Yang kamu bilang pendiam itu juara balap liar loh" sahut seseorang dari belakang.
Rara membalikkan badannya melihat orang yang berbicara tadi. Keningnya mengkerut tidak mengerti.
"Balap liar. Maksud Teh Lia apa?"
Lia merapikan tasnya lalu menatap Rara. "Balap motor liar, ilegal. Kamu gak tau?" tanyanya di balas gelengan Rara.
"Kapan malam tuh aku lagi nganterin teman cowok aku ke tempat itu, gak sengaja ngeliat Bagas. Dia kaya mau balapan pakai motor gede. Karena penasaran, aku tungguin sampai balapan itu selesai. Dan cowok yang pakai motor hitam tadi menang, pas dia buka helm. Ternyata beneran Bagas" jelas Lia.
Rara terdiam sambil meremas tangannya sendiri. Bagas, ikut balap liar. Pakai motor gede, bukannya cowok itu tidak punya motor. Dan yang mengganjal, kapan waktu dia untuk ikut balapan itu. Setiap malam kan selalu lembur kerja.
"Teh Lia mungkin salah liat" ucap Rara.
Lia menggeleng. "Mata aku masih jelas, Ra. Juara itu beneran Bagas, dia juga pakai jaket yang sering dipake waktu mau kerja"
"Coba kamu tanya aja langsung ke Bagas, yakali dia gak cerita apa apa ke kamu" ujar Lia lagi kemudian melirik jam tangannya. "Aku pergi dulu ya, ojek onlinya udah sampai" pamitnya tersenyum lalu berjalan pergi.
Rara menggangguk. "Hati hati"
Setelah melihat Lia pergi menggunakan ojeknya, Rara melepas sendal dan berjalan masuk ke dalam rumah. Ada hal yang harus ia tanyakan pada cowok itu.
Di ruang tamu terlihat Bagas yang sedang makan di lantai bersama Reya. Rara membuang nafasnya, Bagas akan kerja dan ia tidak mau membuat cowok itu kepikiran lalu mengganggu pekerjaannya. Namun perasaannya terbalik ingin bertanya langsung. Apa ada yang disembunyikan cowok itu dari-nya. Jika iya, apa alasannya.
Dari pada terus memikirkan soal ini, Rara lebih memilih melangkah ke kamar tanpa menyapa atau berbicara apapun. Ia menutup pintu kamar lalu duduk di kasur, berhadapan dengan cermin. Cardigan rajut yang dikenakannya dibuka menyisahkan singlet tipis yang hanya membungkus tubuh atasnya.
Rara menatap dirinya sendiri di cermin ukuran sedang itu. Wajahnya yang dulu bersih dan glowing kini terlihat lebih kusam, lingkaran hitam di bawah matanya juga terlihat jelas karena hasil begadangnya setiap malam. Reya selalu bangun tengah malam dan nangis minta susu, bukan susu formula. Melainkan susu langsung darinya. Seperti dulu, anak itu hanya mengisap putingnya sampai kembali tertidur.

KAMU SEDANG MEMBACA
BagasRara [END]
Teen FictionSpin off Young Parents [Bisa dibaca terpisah] _____ Menjadi seorang Ayah di usia muda tidak pernah terlintas dalam benak Bagas. Namun karena satu kesalahan yang tidak sengaja dilakukannya, ia benar-benar menyandang status sebagai ayah sekaligus sua...