|13| BagasRara

48.7K 6.1K 1.4K
                                        

Happy Reading ❤

Vote and coment

***

Selesai membereskan peralatan masaknya, Rara melangkahkan kaki ke kamar untuk membangunkan Bagas serta Reya. Jika hari biasanya cowok itu yang menyiapkan semua keperluan, kini giliran dirinya. Sejak pagi pagi buta tadi ia sudah melek bahkan tidak tidur setelah cowok itu pulang.

Bagas sakit, untuk itu sebabnya dia hanya diam tiduran di kasur. Dan Reya juga ikutan panas. Di waktu yang bersamaan dua orang terdekatnya sama sama sakit membuat Rara bingung cara mengurusnya.

Seumur umur ia belum pernah mengurus orang sakit. Dulu saat dirinya sakit sang Mamah nya lah yang merawat. Dan jika Mamahnya sakit Papahnya lah yang merawat. Ia sama sekali tidak pernah melihat atau mengurus orang terdekatnya. Namun kini, jika bukan dirinya. Lantas siapa yang akan mengurus Bagas dan Reya.

"Bagas kalau gak kuat mending gak usah sekolah dulu" ujar Rara.

"Kuat, cuma pusing dikit" Bagas merubah posisinya menjadi duduk sambil mengucep matanya.

Rara berdiri lalu berjalan ke lemari mengambil seragam batik cowok itu. Ini hari kamis untuk itu sekolahnya jadwal memakai baju batik dan bawahan putih.

"Sikat gigi cuci muka aja, gak usah mandi" ucap Rara sambil menyodorkan seragam ke cowok itu.

Bagas menerima seragamnya dan berdiri, sebelum berjalan ia melirik Reya yang masih tertidur di kasur.

"Gak kuat jalan ke kamar mandi" ujarnya menatap Rara.

Rara mengerutkan keningnya. "Terus?" ucapnya bingung.

"Papah" balas Bagas pelan.

Perempuan di depannya mengerjapkan matanya tidak mengerti. "Papah? Maksudnya?"

"Papah ke kamar mandi" ujar Bagas.

"Bilang aja mau di bantu" dengus Rara mendekat dan memindahkan tangan cowok itu ke lehernya.

Bagas tersenyum kecil, dengan sengaja meletakkan kepalanyang di pundak Rara membuat perempuan itu semakin mendengus kesal.

"Bagas berat. Sampe nih, udah masuk sana. Keburu siang" ucap Rara berhenti di depan pintu kamar mandi.

"Mandiin" ujar Bagas menarik tangan Rara masuk.

"Tuh kan, kalau gak kuat sekolah mending di rumah aja" balas Rara.

Cowok itu menggeleng pelan. "Hari ini ada tes lomba cerdas cermat, kalau aku gak masuk Pak Indra bisa ngamuk"

"Pak Indra yang guru matematika kan?" tanya Rara sembari menuangkan sabun cuci muka ke tangannya.

Ia memerintahkan cowok itu untuk menutup matanya agar tidak terasa perih. Setelahnya mengusap busa di wajah Bagas dan membilasnya.

"Iya" balas Bagas kembali membuka matanya. Wajahnya kini terasa lebih segar.

Sedangkan Rara beralih mengambil sikat gigi dan pastanya. Lalu menyerahkan ke Bagas agar cowok itu membersihkan mulutnya sendiri.

BagasRara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang