|37| BagasRara

50.6K 6.6K 3.3K
                                        

Jum'at, 20 Agustus 2021

Anak perempuan itu istimewa, bukan Anak yang membuat hidup orang tuanya sengsara.
BagasRara

"Kalau kamu merasa dirimu yang paling susah, maka lihatlah dua orang yang berusaha mendapatkan restu ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalau kamu merasa dirimu yang paling susah, maka lihatlah dua orang yang berusaha mendapatkan restu ini."

H a p p y   R e a d i n g

***

"Gimana cara mandiinnya?"

Bagas menggeleng tak tahu, nafasnya menghela kecil. Didepannya ada seorang bayi kecil yang menangis, wajah bayi polos dan lugu membuatnya semakin bingung dan frustasi.

"Aku gak pernah mandiin bayi sebelumnya, aku gak tau gimana caranya. Kamu kemarin kemarin kan yang sama dia waktu baru lahir, yang mandiin kan kamu. Masa gak tau."

"Yang mandiin Mama bukan Rara," balas Rara menunduk.

Bagas menghela napasnya. "Nanti aku liat di YouTube, sekarang kamu gendong dulu anaknya ke kamar mandi," ucapnya membuka handphone.

Rara terdiam cukup lama sambil memandang bayi didepannya, kemudian dia menatap Bagas. "Kalau gendong Reya gak pakai baju, Rara gak bisa. Badannya licin."

"Mau mandi masa bajunya gak dilepas?" tanya Bagas heran.

"Bagas aja yang gendong," ujar Rara.

Bagas meletakkan handphonenya ke kasur lalu menghampiri bayi itu, bayi bernama Reya yang menatapnya polos. Dia menelan salivnya, tangannya bergetar saat kulit tangannya bersentuhan langsung dengan kulit badan Reya yang tidak memakai apapun.

"Bawa handuknya."

Rara mengangguk, kemudian dia mengikuti Bagas yang berjalan didepannya. Sambil menggendong Reya jalan dengan pelan. Begitu sampai di kamar mandi, Bagas membuka pintu dengan kakinya namun tidak masuk. Badannya berbalik menatap Rara.

"Bak mandinya isi pakai air hangat dulu," ucapnya.

"Di masak dulu airnya," balas Rara berjalan ke kompor.

Bagas yang melihat itu membuang napasnya kasar, dia kira air hangat untuk Reya mandi sudah disiapkan. Jika menunggu air hangatnya siap, butuh waktu beberapa menit. Sementara Reya di gendongannya mulai bergerak tak nyaman. Mungkin dingin karena tubuhnya langsung tersentuh angin.

"Jangan bergerak, Reya. Nanti jatuh," gumannya kecil.

Cowok itu menatap wajah Reya lama, wajah yang masih tampak kemerahan. Matanya sipit terlihat jelas karena Anak itu tengah mengerjapkan matanya. Bibir tipis berwarna pink, dan juga pipi berisi yang mengembul besar. Bibirnya terbuka tertutup seolah mencari makanannya.

BagasRara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang