|75| BagasRara

45.8K 6.3K 3K
                                    

Jum'at, 4 Maret 2022

Part ini bisa dibilang cukup panjang, jadi bacanya pelan-pelan, di pahami dan dirasakan biar feel-nya dapet

Sebelum mulai baca alangkah baiknya senyum dulu 😀
______

“Cinta boleh, tapi sewajarnya. Jangan sampai Tuhan cemburu.”
[Rara Veronika]

|| Happy Reading ||

"Sampai disini saja, Pak. Silakan tunggu sampai operasi selesai dilakukan."

Bagas mengangguk pelan setelah salah satu Suster mencegahnya masuk ke dalam ruang operasi. Ia memandang pintu operasi itu lirih sambil melapalkan doa dalam hatinya, lampu diatas pintu sudah menyala menandakan operasi tengah dilakukan.

Hati cowok itu tidak tenang, untuk sekedar bernapas pun rasanya sulit. Ia menghawatirkan kondisi Rara sekarang, rasanya ia ingin mendampingi Rara terus di dalam sana. Ia tidak ingin jauh dari Rara.

Bagas menutup matanya sambil mendudukkan tubuhnya di kursi tunggu, kakinya bergetar dengan keringat dingin mengucur di dahinya. Berulang kali ia menguatkan dirinya sendiri agar tidak khawatir, namun tetap rasa panik itu muncul.

Bagas tidak mempedulikan bagaimana kondisinya sekarang, baju lusuh dan muka sembab tidak ia pedulikan. Hanya Rara yang menjadi pikirannya. Selama tidak berada di samping Rara selama itu pula dirinya tidak tenang.

"Operasinya bakal berjalan lancar, Gas. Tenang, jangan khawatir," gumamnya sendiri.

Bagas mengusap wajahnya kasar. "Gue nggak bisa tenang!" Ia meremas rambutnya kasar sembari menundukkan kepalanya.

"Dadda."

Mendengar suara itu sontak Bagas mengangkat kepalanya melihat ke depan, Reya berdiri bersama Abdul dan Surti serta Teh Lia. Reya kemudian melepaskan genggaman Abdul dan segera berlari menghampirinya, dengan sergap Bagas menangkap tubuh mungil anaknya dan memeluknya erat.

Ia hampir melupakan Reya, anaknya pasti khawatir sejak tadi.

"Dadda." Reya menduselkan wajahnya ke leher Bagas.

Bagas mengelus rambut Reya lembut. "Ini Dadda, kenapa?" Ia melepaskan pelukannya berganti menatap wajah Reya. "Princess Dadda nangis?"

Reya menggeleng. "Eya ndak angis!" sangkalnya cemberut, lalu dia kembali memeluk leher Bagas. "Eya mo tetemu Dadda ma Bubu," pintanya melirih.

"Ini Dadda," ucap Bagas kemudian mengangkat Reya duduk di kursi. Ia tersenyum kecil melihat muka anaknya masih masam seperti tadi.

"Dadda dali mana?" tanya Reya.

"Dadda abis liat adeknya Reya," ucap Bagas seraya merapikan poni anaknya lalu menciumnya lembut. "Mau liat adiknya Reya?" tanyanya dibalas anggukan semangat Reya.

Surti dan Abdul mendekat. "Anak kamu di pindahkan ke ruang apa?" tanya Surti.

"NICU."

"Baik-baik aja, kan? Tadi aku nggak sempat ngeliat karena harus pulang sebentar," tanya Lia.

Bagas mengangguk pelan. "Alhamdulillah."

BagasRara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang