|61| BagasRara

42.3K 6.5K 3.7K
                                        

Senin, 6 Desember 2021

Cepet kan up-nya, nepatin janji asikkk

Coba cung benda apa yang menjadi kesayangan kamu dan harus dibawa setiap pergi?

Lebih suka warna terang atau gelap?

Tipe cowok lebih ke humoris atau cool?

Masih belajar online atau udah offline?

Udah deh, langsung baca aja. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN

Eh satu lagi, kalo baca jangan nunggu end dong. Tar di apus untuk kepentingan terbit ngamuk ngamuk.

Tau gak sih salah satu alasan author wattpad lebih suka adain ending dan ektra part di versi novel (kalo terbit) daripada di wattpad (selain karena untuk proses penerbitan). Ya karena pembacanya juga, suruh siapa mau baca kalo udah end aja. Udah gitu bacanya dari akhir baru awal. Kan kesannya gak menikmati alur yang berjalan. Gak ngikutin proses menyelesaikan konfliknya.
Gak seru, ah.
Terkesan gak menghargai Authornya.

Jangan kaya gitu, di cerita mana pun sama. Antusias pembaca per-part  itu mood boosternya para author. Penyemangatnya, hal yang membuat para author semangat nulis

Mengharga kalo mau di hargai, sekian happy reading

_______

Angin malam ini mungkin menjadi saksi percakapan serius dua lelaki itu. Dua lelaki dengan tatapan tajam yang saling tatap dengan ekspresi berbeda. Hawa dingin yang membuat suasana di sekitarnya semakin terasa sunyi. Lapangan kosong menjadi tempat mereka bertemu.

Keano memandang lelaki berstatus adik iparnya itu datar, sambil memasukkan kedua tangannya ke saku celana ia melangkah mendekati. Berhenti dengan jarak dua meter dari Bagas.

Keano berdehem membuat Bagas yang sedang mengusap darah di bibirnya mengangkat kepalanya.

"Seperti yang tadi saya bilang." Keano menarik napasnya pelan, ia menjeda beberapa detik lalu kembali bersuara. "Pukulan itu tidak berarti apa apa untuk kamu."

"Melihat keadaan sekarang, saya benar benar kecewa dengan kamu dan juga Rara. Kalian berdua melanggar janji, perjanjian yang kita buat dua tahun lalu."

Tatapan Keano berubah semakin tajam. Memandang seseorang di hadapannya datar. "Sudah pernah saya katakan, jangan mengulang kejadian yang sama saat SMP. Kejadian itu yang membuat hidup kalian berubah, dan sekarang kalian benar benar mengulanginya lagi."

"Saya juga nggak mau hal ini terjadi lagi," ucap Bagas cepat. Keano yang mendengar itu sontak meliriknya makin tajam.

"Kamu tidak mau tapi kamu melakukannya."

"Saya tidak bisa menahan diri saya," balas Bagas.

"Kamu terangsang dengan tubuh adik saya?" Keano menunduk sekedar untuk memejamkan mata. Kemudian mengangkat kepala menatap lelaki di hadapannya. "Dulu kamu pernah bilang kamu tidak akan pernah terangsang dengan tubuh Rara."

"Saya tidak pernah bilang seperti itu." Bagas menjawab cepat.

"Ucapan yang kamu bilang dua tahun lalu bagaimana? 'Saya tidak akan menyentuh Rara sampai dia berusia 24 tahun'."

BagasRara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang