|12| BagasRara

47K 6.3K 1.3K
                                        

Happy Reading ❤
Vote and coment guys!

***

Bugh!

"Inget ya! Apapun yang gue inginkan, bakalan gue dapetin. Termasuk ngambil sesuatu yang harusnya punya lo!" tekannya lalu menyeringai.

Bagas mengusap ujung bibirnya yang sedikit mengeluarkan darah, kemudian menatap orang di depannya sambil tersenyum miring.

"Lo bisa ngehina gue dulu! Dan itu cuma berlaku dulu, Rizal. Sekarang, sesuatu yang udah jadi milik gue gak akan pernah gue lepasin!"

Rizal mengepalkan tangannya, matanya menghunus tajam Bagas. "Seorang babu, selamanya akan tetap menjadi babu. Orang rendahan kaya lo gak akan pernah bisa ngelawa gue!" tukasnya tajam.

Bugh!

Bagas melayangkan tinjuan tepat di hidung cowok itu, membuatnya mengeluarkan darah segar. Setelahnya ia menarik kerah baju Rizal dan menghadapkannya tepat di depan wajahnya.

"Lo cuma anak manja yang bersembunyi di balik ketiak orang tua lo! Anak manja yang gak bisa apa apa. Dan cuma mengandalkan kekuasaan, bukan otak!" ucapnya kembali tersenyum miring.

Rizal mengepalkan tangannya mendengar nada sindiran itu. "Dan kekuasaan itu akan menang dari semua hal yang lo lakuin sekarang"

"Bagas."

Suara Rara di belakang membuat kedua cowok itu sama sama menoleh. Bagas melepaskan tangannya lalu berjalan menghampiri perempuan yang menatapnya takut. Sedangkan Rizal merapikan bajunya dan tersenyum miring menatap Rara.

"Gak usah diladenin, dia cuma mau bikin Bagas emosi dan kalap" ucap Rara menarik tangan Bagas mendekat.

"Harusnya yang lo pegang itu gue, bukan dia" ujar Rizal yang ditujukan untuk Rara.

Namun perempuan itu tidak mendengarkan, justru malah menyatukan jarinya dengan Bagas dan berbalik meninggalkan Rizal yang mengepalkan tangannya.

"Harusnya gue yang perkosa lo! Dan jadiin lo milik gue, bukan cowok miskin itu" tekan Rizal membuat langkah kedua manusia di depannya terhenti.

Rara mengepalkan tangannya. Menatap Rizal sambil tersenyum tipis. "Dan harusnya kamu mati seperti kakak kamu! Orang serakan dan licik seperti kamu gak pantas hidup!"

"Sayangnya Tuhan gak mau nyabut nyawa gue" balas Rizal santai.

"Lebih baik kamu pergi, dan jangan pernah nampakin muka kamu disini lagi. Kehadiran kamu gak pernah diinginkan. Manusia harus punya urat malu, kecuali kalau kamu bukan manusia" ujar Rara kemudian berbalik.

Bagas menarik tangan perempuan itu pergi, sebelum benar benar meninggalkan tempat itu. Ia menatap tajam Rizal sambil menyeringai.

🌻🌻

Malam harinya, cowok dengan balutan jaket itu menghampiri Rara yang sedang duduk di kursi dapur. Bagas menggerakkan tangannya di depan wajah Rara yang hanya diam menatap lantai.

"Gak usah nungguin, aku pulang malam"

Rara tersentak lalu mengerjapkan matanya. "Bagas kerja dimana?" tanyanya penasaran. Sejak tadi siang ia bertanya belum juga di jawab.

Bagas membuang nafasnya kemudian menatap perempuan itu lurus. "Jangan marah"

"Marah?" Rara mengerutkan keningnya sambil merubah posisi berhadapan dengan cowok itu.

BagasRara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang