|27| BagasRara

51.6K 5.7K 1.9K
                                        

Masuk kuping kanan, keluar kuping kiri. Eh malah nyangkut di hati, jadi sakit kan.
RaraVeronika

 RaraVeronika

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

Suara gebrukan pintu itu membuat Rara mengalihkan pandangannya dari handpone ke pintu. Disana berdiri Bagas yang membawa paper bag di tangannya sambil menatap dirinya datar. Rara berdiri menghampiri cowok itu dengan wajah bingung.

"Kenapa gak bilang kalau pulang?"

Perempuan itu menunduk takut. "Perut Rara sakit, nunggu Bagas kelamaan yaudah minta anterin sa--"

"Kan bisa telefon" potong Bagas meletakkan paper bag itu ke lantai.

Rara meremas tangannya sendiri, terlihat dari wajahnya Bagas memang maras. Meskipun terlihat juga guratan cemas disana.

"Rara gak kepikiran" balasnya pelan.

Di hadapnnya, Bagas membuang nafas kasar. Tanpa berbicara meninggalkan kamar dan berjalan ke dapur untuk mengambil minum. Mengendarai motor dari sekolah ke rumah dan ngebut membuat tenggorokannya haus. Ia menuangkan air ke gelas lalu meneguknya hingga tandas.

"Bagas.." panggil Rara di belakang.

Tidak ada sahutan membuat Rara langsung memeluk tubuh cowok itu dari belakang. Ia menenggelamkan wajahnya di punggung Bagas disertai isakan kecil dari mulutnya.

Hal yang paling di hindarinya adalah membuat Bagas marah serta tidak mau berbicara dengannya. Bagas akan menjadi cuek jika marah, sikapnya jadi dingin.

"Tadi perut Rara sakit banget, kepala Rara juga pusing. Ada Hana disana, kata dia pulang aja, mampung Rara belum masuk kelas" cerita Rara tanpa diminta.

"Bagas ke kantinnya lama, kemeja putih Bagas juga udah kena darah Rara. Itu lagi di rendam" belum juga mendapat jawaban membuat Rara semakin mengeratkan tangannya memeluk tubuh cowok itu.

"Hiks.. Bagas" lirihnya menangis.

Bagas membuang nafasnya berat kemudian membalikkan tubuhnya menghadap Rara, ia sedikit berjongkok menyamai tingginya dengan perempuan itu. Jarinya mengusap air mata Rara lembut.

Kemudian ia menarik Rara ke dalam pelukannya sambil mengusap usap bahunya pelan. "Masih sakit, hmm?"

Rara menggeleng pelan. "Bagas jangan marah, Rara gak suka" ucapnya mencebikan bibir ke depan.

"Aku marah karena kamu bandel" sahut Bagas menangkup wajah Rara dengan tangannya. "Gak masuk kelas, bolos, pulang gak bilang bilang" ia menghela nafasnya. "Sekarang mukanya pucet"

BagasRara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang