|17| BagasRara

42.8K 5.8K 2.8K
                                        

Simpelnya, kalau merasa benar lebih baik diam. Ketimbang banyak omong.
BagasAbdullah

***

Bagas merebahkan tubuhnya ke kasur sambil menutup mata sejenak. Remaja yang masih memakai kemeja polos itu menarik nafas kemudian membuangnya berkali kali.

Sial! Obrolannya dengan orang itu masih membekas di kepala.

Bagas memutar tubuhnya menjadi menyamping dengan sebelah tangan menggenggam ponselnya. Ia menekan nomor seseorang di seberang sana, menunggu beberapa saat hingga panggilannya terangkat.

"Halo!"

"Udah pulang?" ia mengambil bantal dan menidurkan kepalanya.

"Mau pulang, gak usah jemput ya" balas seseorang di seberang sana membuat Bagas mengerutkan keningnya.

"Kenapa?" tanyanya seksama.

"Di anterin Kak Laras sama Kak Bella"

Cowok itu mengangguk, dikira ada apa. "Yaudah, hati hati" ucapnya.

"Tunggu dulu Bagas, Rara mau ngasih tau" seru Rara cepat.

"Ngasih tau apa?"

Hening beberapa saat hingga Rara kembali bersuara . "Kita ke hotel yuk!"

Bagas mengerjapkan matanya, terdiam mencoba mencerna ucapan perempuan itu. Sampai begitu paham kedua matanya membelak kaget. Hell!

"Ke hotel?" ulangnya merubah posisi menjadi duduk.

"Iya!" jawab Rara antusias. "Ayo lah Bagas, ke hotel. Nginep di kamar yang ada kolam renangnya, udah lama kan Rara gak berenang"

"Kamu di suruh siapa?" tanya Bagas.

"Kak Bella. Katanya sekalian nyenengin suami, Rara gak ngerti maksudnya apa. Senengin suami sama kaya ngajak Bagas ketawa kan? Happy" ujar Rara.

"Ada maksud terselubung tuh, Ra" balas Bagas memijit keningnya.

Bukan masalah biayanya. Emang sih nginep di hotel menguras kantong yang lumayan dalam. Ia saja seumur umur belum pernah nginap disana, terlalu mahal hanya untuk tempat tidur. Tapi Rara mungkin sudah menjadi hal yang sering, mengingat dia dulunya anak orang kaya.

Kemarin Teh Lia, sekarang Kak Bella. Otaknya anak polos jadi ternoda. Batin Bagas berdecak.

Rara kan polosnya tingkat akut, lalu bergaul dengan orang yang lebih tua. Otak polosnya jadi ternoda. Ia tau maksud gadis bernama Bella itu apa, sesuatu yang mengarah kesitu.

"Maksud apa?" suara Rara kembali terdengar.

"Aku jemput ya, tunggu disitu" ucap Bagas bersiap.

"Dih gak usah, Ini Rara lagi di mobilnya Kak Bella. Bagas jawab dulu, iya. Mau kan Bagas?"

"Omongin di rumah aja" balas Bagas kembali duduk di kasur.

BagasRara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang