Jum'at, 3 Desember 2021
Heiii ketemu di bulan akhir tahun 🙌
Spesial chapter 60, part ini aku memasukkan beberapa orang yang mungkin kalian tunggu. Siapa tuh?
Jadi, vote dan komennya ramein
HAPPY READING 🌻
____
"Kamu bisa cari kerjaan halal dari pada harus jadi wanita malam."
Cewek di sampingnya hanya terkekeh kecil, matanya menyorot tajam namun sendu. "Gue udah nyaman sama kerjaan gue ini," sahutnya membuang napas.
Rara yang melihatnya pun ikut membuang napasnya pelan. "Aku cuma kasih tau kamu, jadi wanita malam itu dosa. Lagian kamu emang gak jijik di sentuh om om hidung belang?"
"Jijik lah! Setiap habis ngelayanin tuh om om, gue bakalan mandi kembang tujuh rupa."
"Udah tau jijik kenapa masih di kerjain," guman Rara mengelus perutnya. Mengucap amit amit berkali kali dalam hati.
"Gue kagak makan," sahut orang di sebelahnya.
Mengusap keringatnya di dahi, Rara kemudian mengeluarkan sapu tangan dari dalam tas dan memberikannya ke orang di sebelahnya itu. "Elap tuh keringat kamu, aku eneg liatnya."
"Kurang asem!"
"Perempuan sih jorok," ucap Rara santai.
"Banyak omong, ya, lo."
"Nggak gitu, Mila. Aku mah baik ngasih kamu sapu tangan buat ngelap keringat kamu itu. Sekalian mandi sana biar bersih," ujar Rara.
Mila meliriknya malas, sapu tangan dari Rara itu ia pakai untuk mengusap keringat di dahinya. Gadis itu berguman, memperhatikan perempuan hamil di sebelahnya seksama membuat Rara menoleh.
"Apa?"
"Hamil berapa bulan lo?"
"Lima."
"Dih, udah gede. Perasaan belum lama lo masih sekolah," ucap Mila heran.
Rara hanya mengangkat bahunya. "By the way, kamu lagi apa di cafe ini? Gak sekolah?" tanya Rara.
"Bolos," jawab Mila santai.
"Cewek sih tukang bolos."
"Laki lo juga tukang bolos kalo lupa." Gadis bergaun mini diatas paha tersebut meneguk minumannya hingga tandas, kemudian menatap Rara lagi. "Eh, gue lupa. Laki lo, kan, udah jadi anak teladan."
"Bagus dong," ucap Rara. Ia melirik jam tangannya, sudah lumayan lama meninggalkan apartemen. "Aku balik, ya. Dah," pamitnya berdiri.
"Gue bosen, lo gak mau nemenin gue ngobrol disini gitu?"
"Sorry, tapi nggak bisa. Urusan aku banyak, mending kamu pulang ke rumah dari pada keluyuran gak jelas." Rara tersenyum tipis, memasukkan handphone ke saku bajunya dan bersiap pergi dari cafe. Namun, sebelum itu ia menatap cewek disampingnya itu sambil berucap. "Kamu, kan, pinter. Manfaatin kepintaran kamu buat hal baik, Mila."
"Percuma, mau gue berbuat sebaik apapun di mata orang gue cuma di kucilin. Di pandang sebelah mata, di remehin. Cape kali pura pura cuek sama keadaan padahal aslinya gue nyesek." Mila memainkan korek di tangannya dengan sebelah tangan yang terkepal.
"Wajar, sih, kamu di pandang kaya gitu sama orang. Kerjaan kamu aja wanita malam, langganannya om om lagi. Aku bukan orang suci yang bisa nilai kamu, dulu aku juga sama. Di kucilin dan di jauhin teman dekat." Rara memandang Mila, teringat dulu pernah di posisi seperti itu. "Setelah tau aku hamil diluar nikah," lanjutnya kecil.

KAMU SEDANG MEMBACA
BagasRara [END]
Teen FictionSpin off Young Parents [Bisa dibaca terpisah] _____ Menjadi seorang Ayah di usia muda tidak pernah terlintas dalam benak Bagas. Namun karena satu kesalahan yang tidak sengaja dilakukannya, ia benar-benar menyandang status sebagai ayah sekaligus sua...