Spin off Young Parents
[Bisa dibaca terpisah]
_____
Menjadi seorang Ayah di usia muda tidak pernah terlintas dalam benak Bagas. Namun karena satu kesalahan yang tidak sengaja dilakukannya, ia benar-benar menyandang status sebagai ayah sekaligus sua...
Setiap orang berpikir untuk mengubah dunia, tapi tidak ada yang berpikir untuk mengubah dirinya sendiri. [BagasRara]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara tangis bayi perempuan itu menggema ke seluruh rumah, bersahutan dengan pekikan Rara yang sudah merasa lelah. Lelah menghadapi kerewelanReya yang sejak tadi tidak berhenti menangis. Rara menepuk nepuk Reya di gendongannya, menimang agar tangis bayi ini berhenti. Namun yang ada malah semakin kencang, memekik telinga di kesunyian malam.
Rara hampir menangis, sungguh tubuhnya benar benar capek. Sementara Reya bukannya berhenti malah semakin menangis hebat, menggeliat di gendongannya membuat Rara nyaris kehilangan keseimbangan.
"Tadi udah di kasih susu, terus gak diam. Rara bingung gimana lagi," guman Rara frustasi.
"Mau makan, ya? Tadi, kan, udah. Nanti gumoh kalo kebanyakan. Atau Reya mau main? Tapi ini udah malam, nanti ada setan loh."
Usahanya tidak membuahkan hasil, Reya tetap menangis kencang. Rara benar benar bingung sekarang, apa yang harus dilakukannya lagi agar Reya tenang. Ia menyentuh kening Reya, tangannya langsung terasa panas. Tubuh Reya panas, apa mungkin karena ini dia nangis?
"Kok panas banget keningnya, Reya kenapa?" Rara menidurkan Reya di kursi yang terlapis kain, menyentuh kening Reya sekali lagi. Matanya melotot, hawa panas benar terasa dari kening balita kecil ini.
"Reya kenapa?" tanya Rara sendiri. Dengan kepanikan ia berdiri meninggalkan Reya sendiri di kursi tadi. Rara berjalan ke kulkas, mengambil botol es untuk di tempelkan ke kening Reya.
Namun Rara baru teringat, kursi tadi tidak ada pinggirannya. Gelas di tangannya terjatuh ke lantai begitu ia membalikkan badan, menghampiri Reya yang tangisnya masih terdengar kencang.
"Reya mau jatuh kamu tinggal."
Rara melihat tubuh Reya sudah berpindah tempat ke gendongan Bagas. Cowok itu tengah menimang Reya seperti dirinya tadi, usaha Bagas sama sepertinya. Tidak membuahkan hasil. Reya tetap menangis semakin kencang.
"Reya kamu apain, Ra? Masa nangisnya gak berhenti berhenti," tanya Bagas.