Senin, 02 Agustus 2021
Ketemu lagi,
lama gak sih up-nya? Nggak lah yaEntah kenapa mood nulis lagi menurun, di tambah tugas lagi banyak banyak nya. Jadi harap maklum ya kalo update BagasRara lama, jauh dari jadwal.
Yang penting update, meskipun dikit. CmiwwQuotes of the day,
Kalau dunia nggak baik ke kamu, kamu harus tetap baik ke dirimu sendiri.
BagasAbdullah.
.
.REYA menduselakan wajahnya ke dada Rara sembari memeluk bubunya itu erat. Tangan kecilnya menyentuh dagu Rara lalu menggigitnya, setelahnya ia tertawa. Mengabaikan Rara yang melotot.
"Sakit ih, Reya." Rara mendengus, sementara Reya justru kembali memeluknya.
Bagas yang melihat itu tertawa kecil, ia mengusap rambut Reya pelan. "Lebay," cibirnya.
Rara melotot. "Anak ama bapak sama aja."
Bagas makin tergelek, meski tidak ada yang lucu sama sekali. Kemudian nafasnya menghela pelan, menatap Rara yang sama sekali tidak menatapnya.
"Udah, Ra. Madep sini, emang tembok lebih menarik apa dari aku," ujar Bagas menarik tangan Rara.
"Iya," balas Rara tanpa menatapnya.
Bagas menatap perempuan itu dalam, apa yang harus ia lakukan lagi agar Rara kembali seperti semula. Melihatnya saja dia enggan.
Cowok yang saat ini duduk di atas kasur itu menegakkan tubuhnya, menahan tangan sebelahnya untuk menekan perut. Lalu menarik tangan Rara ke genggamannya. Ia mengelus tangan kecil itu lembut.
"Nggak enak tau ngomong tapi orangnya gak natap. Berasa ngomong sama tembok."
"Rara tanganya lembut." Bagas mencium punggung tangan itu sekilas. Kembali menatap Rara yang masih tidak menghadapnya. "Tangan Rara aja yang sembuhin Bagas, bukan tangan dokter."
Rara menjauhkan tangannya kasar. "Rara bukan dokter!"
Bagas mengangguk. "Kan calon dokter," ucapnya tersenyum.
"Gak mau." Rara menundukkan kepalanya, meremas tangannya sendiri.
Ia mengangkat wajah, menatap cowok di depannya. "Ayo ke rumah sakit."
"Nggak perlu," balas Bagas.
Rara berdesis, lalu berdiri sambil menggendong Reya. Ia menatap Bagas tajam. "Situ rasain sendiri sakitnya."
Sebelum menutup pintu, ia kembali bersuara. "Keras kepala!"
Brak!
Bagas menutup matanya sembari merebahkan tubuhnya ke kasur dengan posisi menyamping. Nafasnya menghela pelan, sambil memegang perutnya sendiri.
Ke rumah sakit. Ck, ia rasa itu hanya akan membuang buang duit. Dokter paling hanya memeriksa dengan stetoskop nya, lalu memberi obat berupa vitamin. Selanjutnya di suruh istirahat total.

KAMU SEDANG MEMBACA
BagasRara [END]
Teen FictionSpin off Young Parents [Bisa dibaca terpisah] _____ Menjadi seorang Ayah di usia muda tidak pernah terlintas dalam benak Bagas. Namun karena satu kesalahan yang tidak sengaja dilakukannya, ia benar-benar menyandang status sebagai ayah sekaligus sua...