|55| BagasRara

36.8K 5.6K 2.4K
                                        

Selasa, 9 November 2021

___

"Pak, bisa tolong dengarkan penjelasan saya, sebentar." Bagas menatap kepala sekolah di depannya memohon, sambil menangkup kedua tangannya di depan dada.

Guru guru disana hanya memperhatikan, meskipun ada beberapa dari mereka yang terlihat keberatan. Namun tak ada seorang pun yang membantu.

"Saya bisa jelasin kenapa saya menikah muda," tambah Bagas.

"Karena kecelakaan, pacaran melewati batas. Sudah banyak anak muda seperti kamu. Sekolah tidak bisa menoleransi masalah seperti ini! Kamu tetap di keluarkan dari sekolah," tegas Kepala sekolah.

"Pak kepsek, maaf sebelumnya. Tapi apa tidak kita dengarkan dulu penjelasan dari Siswa ini," ujar Pak Imran menyela, "Mungkin ada alasan lain kenapa dia berani melakukan itu," tambahnya menatap Bagas.

"Pak Imran jangan membela anak yang bersalah, itu malah akan membuat dia besar kepala," balas kepala sekolah tetap pada pendiriannya.

Pak Imran menggeleng, guru bk itu menatap kepala sekolah seolah menjelaskan. "Seperti ini, Pak. Tidak mungkin ada satu orang pun di dunia yang ingin masa remajanya hancur karena menikah muda. Apalagi sudah punya anak, beban mereka semakin besar. Jika memang Bagas menikah sebagai bentuk tanggung jawab atas perbuatannya yang telah menghamili seorang gadis, itu bukan lah perbuatan yang patut untuk di benarkan. Dari pada dia kabur dan meninggalkan gadis yang telah di rusaknya itu."

Pak Imran menoleh ke arah guru guru lain untuk membantunya berbicara. Namun mereka hanya diam.

"Maaf, Pak. Saya tidak membenarkan perbuatan Siswa ini yang telah menghamili seorang gadis. Tapi saya juga membenarkan perbuatannya untuk bertanggung jawab pada gadis itu," ujar Bu Ellen.

"Perbuatan Siswa ini sudah diluar batas, dan mengapa semua guru disini malah membelanya?" ucap Kepala sekolah seraya menggeleng.

"Saya setuju dengan Pak kepsek, apa yang di lakukan Siswa ini memang salah. Mana anak SMA yang sudah menikah dan punya anak. Itu malah akan membuat nama semua murid pelajar disini ikut tercoreng," sahut salah satu Guru lainnya.

"Justru itu, kita bisa jelaskan dahulu penjelasan dari Siswa ini. Apa motif dan latar belakang dia bisa menikah," sahut Pak Imran.

"Bisa saja Siswa itu berbohong untuk menutupi kelakuannya."

Kepala sekolah berdehem membuat perdebatan para guru itu terhenti. "Keputusan saya sudah bulat, Bagas Abdullah tetap di keluarkan dari sekolah ini!"

"Saya menikah untuk mempertanggung jawabkan perbuatan saya, Pak. Apa itu salah? Saya sekolah untuk mencari ilmu, saya ingin belajar. Istri dan Anak saya butuh saya, jika saya tidak sekolah hidup keluarga saya akan semakin hancur. Saya melakukan ini bukan karena kemauan saya, saya terjebak di dalam situasi ini." Bagas menatap kepala sekolahnya serius, lalu kembali melanjutkan. "Kalau bapak mau mengeluarkan saya dari sekolah, saya siap. Tapi dengarkan penjelasan saya dahulu dan jangan menganggap apa yang saya lakukan ini karena kesengajaan."

Kepala sekolah itu terdiam, begitu pun guru guru disana. Hingga Pak Imran kembali mengeluarkan suaranya.

"Kita bisa mendengarkan penjelasan dari Siswa ini, dahulu, bapak ibu guru sekalian."

"Baiklah. Saya kasih kamu kesempatan untuk menjelaskan," ujar kepala sekolah.

Bagas tersenyum tipis. "Saya tidak mungkin menjelaskan seperti apa detailnya, tapi saya berani bersumpah. Saya maupun Rara juga tidak mau terjebak di situasi seperti ini. Kami di jebak saat Smp, dan jebakan itu yang membuat saya dan Rara harus menjalani hidup sebagai orang tua muda."

BagasRara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang