|45| BagasRara

44.3K 5.9K 2.7K
                                    

Jum'at, 24 September 2021

Secara tidak langsung masalah di hidup ini adalah sebuah proses yang membuat kita lebih dewasa.
-BagasRara

-BagasRara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

______

RARA mengerjap ngerjapkan matanya beberapa kali, menyesuaikan cahaya lampu yang masuk. Tubuhnya berubah posisi menjadi duduk, rasa pegal di punggungnya langsung terasa membuatnya menutup mata sesaat. Pegal di kaki belum hilang kini punggung pun ikut ikutan.

Perempuan itu menurunkan kakinya ke lantai sambil melihat ke jendela, sudah gelap artinya ini sudah malam. Lalu dimana Bagas dan Reya, mereka berdua tidak ada di kamar.

Rara berjalan pelan keluar kamar, tangannya memegang tembok sebagai sanggaan tubuh. Ia melihat ke ruang tamu, Bagas yang sedang nonton tv bersama Reya. Alis Rara menyerinyit, Cowok itu gak kerja, pikirnya.

"A'a."

Bagas menoleh. "Hmm?"

"Gak kerja?" Rara menghampiri Bagas lalu duduk di sampingnya.

"Izin," jawab Bagas sedikit menggeser tubuhnya.

"Kemarin udah libur, masa sekarang libur lagi," ujar Rara.

Bagas memindahkan Reya dari pangkuannya ke sebelah lalu menatap Rara. "Kemarin libur dari sana-nya, ini libur sendiri. Reya tadi nangis gak mau di tinggal, kamu tidur gak bangun bangun. Gak mungkin aku ajak dia ke club," balasnya santai.

"Emang boleh libur sendiri? Tadi mah bangunin Rara aja," ucap Rara menaikkan kakinya ke sofa. "Nanti Bagas di marahin bos-nya," tambah Perempuan itu takut.

"Nggak." Bagas menggeleng yakin. "Paling besok di suruh lembur sampe pagi," ujarnya mengangkat bahu.

"Double?"

"Hmm." Bagas menatap Rara yang tengah meringis sambil memijat kakinya. "Sini." Ia berjongkok di depan Rara lalu memijit kaki Perempuan itu pelan, untungnya handuk Rara sudah ia ganti dengan celana pendek se paha.

"Punggung sama pinggang Rara kenapa sakit banget ya, Bagas," lirih Rara tidak bisa menyembunyikan rasa sakitnya. Tadi ia tidak mau memberi tahu Cowok itu, namun pinggang bahkan punggungnya tidak bisa di tahan. Sakit banget.

"Dulu gak kaya gini," tambahnya meringis.

"Bubu apa?" tanya Reya ikut memperhatikan.
(Bubu kenapa)

Rara tersenyum kecil ke arah anaknya. "Gapapa," sahutnya menggeleng.

"Shhh..." Rara memegang pinggiran sofa kuat, matanya tertutup begitu tangan Bagas memijat pinggangnya kencang. "Sakit... "

"Nanti gak bakal sakit lagi," ucap Bagas. "Tahan sebentar."

"Hikss...gak kuat." Air mata Rara turun begitu saja ke pipi, tangannya mencengkram kuat pundak Bagas. "A'a sakitt.."

BagasRara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang