|50| BagasRara

43K 6.2K 3.2K
                                        

Jum'at 15 Oktober 2021

Halo, Assalamu'alaikum 🧕

Kali ini mood aku lagi bagus, jadi updatenya cepet deh.
Sekalian mau ngerayain 50 part BagasRara
Yeyyy 💃

Serius gak nyangka bisa secepet ini cerita A'a Agas dan Mbak Vero debut. Kayanya baru baru kemarin di publish.
Juga terima kasih untuk 800k pembacanya

Umur cerita ini baru tujuh bulan guys, masih pitik. Dan untuk view segitu Alhamdulillah banget buat aku yang masih penulis pemula.

Sekali lagi terima kasih para aunty aunty Reya 🥳
Terima kasih juga untuk promosi promosi cerita ini ke beberapa media sosial.

Selamat membaca 🔥

Selamat membaca 🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____

CUACA siang hari ini terbilang sangat panas membuat beberapa pejalan kaki memilih berteduh untuk sementara di bawah pohon atau halte sekitarnya. Sama seperti yang di lakukan Bagas dan Rara, mereka menepikan motor dan duduk di bawah pohon rindang guna berisitirahat sebentar. Bersama dengan beberapa orang lainnya di tempat yang sama.

Dua remaja itu masih memakai seragam sekolah, putih abu abu. Mereka baru pulang sekolah setengah hari, gurunya ada rapat membuat semua murid di pulangkan cepat.

Bagas setia menunduk memainkan game di handphonenya, menunggu panas sedikit reda sebelum melanjutkan perjalanan ke rumah Orang tuanya. Sedangkan Rara hanya diam melamun sambil memperhatikan taman ini, banyak anak SMA seperti mereka yang berpacaran disini.

"Habis lulus sekolah, aku mau kita kuliah di kampus yang sama ya, beb. Terus wisuda bareng deh."

Obrolan pasangan remaja di sampingnya membuat Rara terdiam, hanya menyimak obrolan dua pasangan yang tengah di mabuk asmara tersebut.

Rara memilin tas sekolahnya, menarik napas dan menyingkirkan perasaan iri dalam hatinya. Ia tidak boleh iri dengan pasangan itu, tidak boleh ada niatan untuk kuliah terlintas di pikirannya. Rara gak boleh kuliah, Rara hanya akan menjadi Ibu rumah tangga.

Ya, memang seperti itu kan takdirnya. Selamanya akan tetap seperti itu.

Gak boleh iri, Rara gak boleh iri sama mereka.

Merasa cukup bermain game, Bagas memasukkan handphone ke saku celana dan mengalihkan pandangannya ke samping. Menatap Rara yang sedang melamun.

"Disini banyak setan, jangan ngelamun," tegurnya menepuk bahu Rara.

Rara hanya melirik Cowok itu sekilas tanpa menjawab apa apa. Dirinya lebih memilih menunduk memainkan sepatunya.

BagasRara [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang