Spin off Young Parents
[Bisa dibaca terpisah]
_____
Menjadi seorang Ayah di usia muda tidak pernah terlintas dalam benak Bagas. Namun karena satu kesalahan yang tidak sengaja dilakukannya, ia benar-benar menyandang status sebagai ayah sekaligus sua...
Kamu tau, aku beruntung punya kamu. [BAGASABDULLAH]
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rara langsung mematikan sambungan teleponnya dan buru buru berdiri, membuat tiga gadis di depannya menatap heran. Namun Rara abai, ia menyambar tas kecilnya kemudian menarik tangan Reya. Sebelum itu, Rara mengucap terima kasih ke Bella, meski perasaannya masih sedikit kesal.
"Makasih, Kak." Rara mengalihkan pandangannya ke Lia dan Laras. "Aku pergi dulu ya, Kak, Teh." Ia melambaikan tangannya dan berbalik keluar.
"Tunggu! Ra, Rara!" seru Lia menyusul keluar.
Rara berbalik begitu di teras. "Iya, Kak?" sahutnya.
"Sekarang kamu pindah dimana? Kapan kapan aku mau kesana," tanya Lia.
"Di Apartemen Kakak aku," jawab Rara lalu menoleh ke depan, melihat Bagas yang sedang duduk di depan kontrakan lamanya. "Nanti aku chat alamatnya." Ia memeluk Lia singkat sambil tersenyum. "Dadah, Teh Lia!"
Rara mengacungkan jempolnya sambil berjalan menghampiri Bagas. Saat sampai di depan Cowok itu, ia melepaskan genggaman tangan Reya. Matanya melihat stroller saat Reya bayi dulu, masih bagus dan masih muat untuk Reya sekarang.
"Lama, ya."
"Iya," sahut Bagas berdiri, "Ngapain aja disana?"
"Tadi ada Kak Bella sama Kak Laras, temannya Kak Keira. Rara juga tadi telepon sama Kak Keano dan Kak Keira dulu sebentar," balas Rara menjelaskan.
"Oh." Bagas mengangguk sambil mengangkat Reya dan mendudukkannya di stroller hitam ini. "Reya duduk disini ya, Dadda pegel gendong gendong Reya," ujarnya berjongkok. Menatap muka masam anaknya.
"Ndak etah, Dadda," ucap Reya menggeleng.
"Hari ini doang, kita kan mau jalan jalan," bujuk Bagas lembut.
Reya mengembungkan pipinya kesal, namun tak ayal dia mengangguk meskipun terpaksa.
"Supir taksinya marah gak ya nunggu lama di depan gang?" Rara berjalan di samping Bagas yang mendorong stroller.
"Mungkin," sahut Bagas.
"Bagas," panggil Rara parau.
Bagas menaikkan alisnya heran, nada panggilan Rara berbeda dengan tadi. "Kenapa? Perutnya sakit?" Ia menghentikan langkahnya sambil memutar tubuh mengahadap Rara. "Mana yang sakit?"
Rara menggelengkan kepalanya lesu. "Nggak sakit perutnya. Tapi Rara kesel sama Kak Bella," ujarnya cemberut.
"Alhamdulillah." Bagas berucap syukur, takutnya ada apa-apa. "Tadi kata kamu apa, kesel sama Kak Bella? Emangnya kenapa?"