Jadi dari kemarin tuh si Eireen lagi tergila-gila sama fotografi. Kemaren dia abis liat foto-foto gitu di blog dan dia ngerasa keren banget. Tau lah anak kecil masih seneng bereksplorasi dan Eri ngedukung hobi baru anaknya ini dengan beliin kamera digital yang kecil yang bisa dipegang sama Eireen. Ga boleh beli yang gede-gede kayak dslr. Bukan apa, takut kameranya dilempar sama Eireen saking beratnya. Tau aja tu anak emosian. Tingkat kesabaran kayak astor, yang baru buka aja udah ada yang hancur. Jadi beliinnya sony dsc-rx100. Mau liat Eireen berapa lama betah sama kameranya.
"Daddy gayana yang benel dongg! Face daddy pelhatikan! Jan gitu mukanaa ish!"
"Iyah iyaah, galak banget sih fotografernya. Gini? Gimana?"
"Lebih ekspleso eh eksplesip lagi daddy! Senyumna yang lebal tolong daddy!"
"Okeh! Kayak gini??"
"Jan telalu lebal uga daddy, kayak jokel!"
"Okeh okeh, kayak gini??"
"PAS MANTAB!"
"Kaget kaget! Ga perlu teriak Ei! Udah kayak Mommy kamu aja teriak-teriak. Teriak biasa ga masalah lah ini teriak pake oktaf tinggi. Mau nyaingin Mommy kamu jadi lumba-lumba?"
"Gapapa daddy, Ei nda kebelatan. Kan lumba-lumba pintel. Emang daddy? Dongo."
"Astaga HEH bocah!! Yang ajarin kamu ngomong kayak gitu ke daddy kamu siapa?? Sembarangan!"
"La, kan daddy yang duluan. Daddy seling bilang bilang Mami Ai dongo. Kalna Mama Ai adenya daddy balti daddy dongo juga. Opa Jon, Oma Cita dongo juga! Hehehe"
Harusnya Eri tau kalo Eireen daya tangkapnya cepet. Apa yang dia denger ato liat, itu yang dia masukkin dalam otak. Tanpa filter. Semuanya dianggap baik. Semuanya dianggap bener.
"Foto lagi daddy!"
"Oceh!"
Sesi pemotretan dadakan itu berlangsung sampe sore. Eri harus stop kegiatan mereka itu karena harus mandiin si kembar sebelum Casey pulang karena Casey marah banget kalo anak-anak mandi di atas jam 5. Trus ga lupa mainan yang berserakan di ruang tengah diberesin juga. Bukan apa. Kasian Casey udah cape dari tempat kerja terus liat rumah berantakan, keinjek mainan anak-anak. Kasian pita suaranya Casey harus omelin Eri dengan oktaf delapannya.
Terus Eri harus siap-siap juga karena pas Casey pulang, dia yang gantian pergi kerja hehe kan klinik hewannya buka jam 6 sore.
"Tadi ngapain aja sama daddy? Daddy ada berbuat kejahatan ga seharian ini?"
"Tida Mommy! Daddy belkelakuan baik hali ini. Ya kan, Ei??"
"Yoyoyy!"
"Oh iya Mommy, Ei foto-foto loh sama Daddy tadi~"
"Oh yaa?? Mana sini Mommy liat hasil fotonya."
Eireen lari ke kamar ambil kamera yang tadi Daddynya simpen di laci meja trus lari-larian dengan excitednya ngehampirin Mommynya.
Casey liat ekspresinya Eri trus bikin muka kayak mau ketawa tapi ditahan.
"Ei yang suruh daddy bikin muka kayak gini?"
"Iya Mommy~ Ei telinspilasi sama foto-foto yang Ei liat di blog tadii..."
"Blog apa emangnya?"
"Itu Mommy~ blog kusus hewan! Muka daddy pelsis kayak babon di blog yang Ei liat."
"Ppffttt HAHAHA"
Eri udah beliin Eireen kamera, udah cape-cape pose, bikin muka seekspresif mungkin. Ga taunya Eireen terinspirasi dari blog kehidupan satwa liar di afrika. Ceritanya Eireen pengen jadi fotografer hewan liar. Trus ngeliat baboon sama monyet, Eireen keinget Eri makanya minta Eri jadi modelnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
" Ai, " • NoHyuck •
FanfictionDari panggilan nama jadi panggilan sayang, tsahhh~ • NoHyuck • Genderswitch • Non Baku • Romance, Fluffy, Humour, Slice of life • Lokal, AU A Story By Bee🐝