Episode 2 (Kelas Baru Hukuman Baru)

2.5K 117 1
                                    



Hari ini, adalah hari pertama Clarisa ke sekolah dengan setatus yang sama, namun dengan kelas yang berbeda.

Setelah menempuh jarak lumayan jauh, akhirnya Clarisa sampai di sekolahnya. Seperti biasa Clarisa pasti akan terlambat lagi, sama seperti sewaktu dia masih kelas X dulu.

Clarisa turun dari mobilnya dan melangkah menuju gerbang sekolah yang telah dijaga oleh satpam sekolah. Clarisa sempat bernegosiasi, hingga akhirnya Clarisa diberi izin masuk oleh Pak Satpam untuk masuk, berhubung hari ini, dia hanya telat beberapa menit saja, dari waktu yang telah di tetapkan.

Clarisa berjalan dengan gaya santainya, meskipun ia tau datang dalam keadaan terlambat lagi kali ini. Ia berjalan di tengah-tengah lorong sekolah yang sepi, karena sekarang adalah jam appel pagi di lapangan.

Tiba-tiba terdengar seseorang bertepuk tangan, tepat di belakangnya.

"Clarisa Alnindita Wijaya," ujar orang tersebut menyebut namanya, dengan nada mengejek.

"Gadis bar-bar, pembuat onar di SMA HARAPAN BANGSA," sambung orang tersebut.

Clarisa hanya diam tak menanggapi perkataan orang tersebut, lalu dia bergegas untuk melanjutkan langkahnya, menuju kelasnya tanpa memperdulikan orang tersebut. Namun tiba-tiba, pergelangan tangannya dicekal oleh orang di belakangnya tersebut.

"Mau ke mana lo! Tau kan lo masuk terlambat lagi," ucap orang tersebut dengan sinis.

"Bukan urusan lo, lepasin tangan gue!" seru Clarisa, sambil menarik tangannya dari genggaman orang tersebut.

Ya, lelaki tersebut adalah Kenzo Dinata, seorang wakil ketua OSIS yang juga cukup populer di sekolah Harapan Bangsa ini, ia hampir sama dengan sosok sang ketua OSIS Brayn Geralasta Atmadja, memiliki karakter dingin namun penuh pesona.

Hari itu Kenzo yang sedang bertugas berkeliling koridor mencari siswa, dan siswi yang terlambat, tidak sengaja melihat Carisa yang tengah berjalan dengan santainya di lorong-lorong kelas.

"Lo itu, gak ada bosannya, ya! Datang terlambat, buat masalah hampir tiap hari. Sebenarnya loe
itu cewe beneran, atau bukan,sih," ucap Kenzo, yang mulai jengah dengan sikap Clarisa.

Clarisa hanya berdiri santai, dengan arah pandangan matanya ke arah lain.

"Ikut gue!" seru Kenzo sambil kembali menarik tangan Clarisa.

"Enggak! Gue, gak mau!" sahut Clarisa ketus.

Di tengah-tengah pembicaraan mereka, seorang lelaki berkulit hitam, dan berhidung mancung, datang menghampiri keduanya. Sambil mengucah gula-gula karet, dan memegang sebatang kayu kecil di tangannya.

"Ada apa, sih, Ken? masih pagi nih, lo udah marah-marah aja, ini cewe kenapa lagi?" tanya Satya pada Kenzo.

Satya adalah salah satu dari anggota OSIS di sekolah tersebut.

"Lo lihat aja sendiri, apa yang buat gue kesel sekarang," jawab Kenzo, sambil melirik sinis ke arah Clarisa.

"Aduh ... Dede Clarisa, Bisa gak, sih, sehari aja lo gak usah berurusan sama kita," ucap Satya malas.

"Buruan lo ikut gue, lo harus dapat hukuman hari ini. Awas lo kabur!" seru Kenzo sambil menatap sinis Clarisa.

"Enggak! Kalau gue bilang enggak, ya, enggak dong!" jawab Clarisa penuh penekanan.

Masih berlarut dalam perdebatan, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki seseorang, mendekat ke arah mereka.

"Ada apa, ini?" tanya seseorang dengan suara tegas.

Menikah Karena PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang