Setelah ujian dilaksanakan, murid kelas dua belas hari itu berhamburan keluar kelas. Sama halnya dengan Brayn dan teman-temannya, mereka bergegas pergi ke kantin untuk beristirahat sekaligus mengisi tenaga untuk menghadapi soal ujian selanjutnya.
Kana yang melihat Brayn dan teman-temannya hendak keluar dari kelas, buru-buru ia memanggil dan berlari menghampiri Brayn.
"Brayn!" panggil Kana.
Brayn dan teman-temannya, sejenak menghentikan langkah mereka saat mendengar suara Kana.
"Ya?" sahut Brayn.
"Kalian mau ke kantin ya?" tanya Kana seraya menatap Brayn dan teman-temannya secara bergantian.
"Hem," jawab Brayn singkat. Sedangkan teman-teman Brayn hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Gue ikut yah!" pinta Kana seraya menampakan deretan gigi putihnya.
"Gak!" jawab Brayn cepat.
"Loh kenapa? Gue kan juga lapar," ucap Kana memelas.
"Kana kan cuma pengen makan bareng loe," celetuk Arka.
"Biarin aja kali, asal bayar pake duit sendiri aja," sahut Kenzo.
"Iya nih! Loe tuh kenapa sih, lumayan lah makan di temenin cewe cantik," ujar Satya.
Brayn yang mendengar perkataan teman-temannya, spontan langsung menatap tajam ke tiga nya.
"Loe lagi sakit, jadi ...." Brayn menggantungkan ucapannya, seraya membuka resleting tasnya.
"Ini! Buat loe aja, di kantin makanannya terlalu berkalori," ujar Brayn, seraya menyerahkan kotak bekal yang tadi diberikan Kana kepadanya.
"Loh tapikan ini bu ... " ucapan Kana terpotong oleh perkataan Brayn.
"Gak papa, buat loe aja." setelah mengatakan itu Brayn berjalan meninggalkan Kana, dan mendahului teman-temannya.
"Kita duluan," pamit Arka kepada Kana.
Kana yang melihat kepergian Brayn, dan teman-temannya merasa sangat kesal.
"His! Kenapa jadi begini sih!" umpat Kana, seraya menatap kotak bekal di tangannya.
***
"Loe kenapa sih Bray?" tanya Arka saat mereka telah sampai di kantin.
"Apa?" tanya Brayn santai.
"Hah," teman-teman Brayn hanya menarik nafas pelan melihat sikap Brayn yang selalu seperti itu.
"Sat, buruan pesenin sana!" perintah Kenzo.
"Okelah, loe pada mau makan apa?" tanya Satya pada teman-temannya.
"Gue seperti biasa," jawab Arka.
"Gue juga," jawab Kenzo.
"Terus loe?" tanya Satya kepada Brayn yang sejak tadi hanya berdiam.
"Air mineral," jawab Brayn singkat.
Mendengar jawaban Brayn, Arka dan Kenzo saling bertukar pandangan, sebelum akhirnya mereka sama-sama menggidikan bahu.
"Oh oke. Gue kesana dulu," pamit Satya.
Brayn mengeluarkan kotak bekal berwarna biru dari dalam tasnya, sebelum memakannya ia sempat memotret kotak bekal tersebut, lalu mengetikkan sesuatu di ponselnya bersamaan dengan foto tersebut, sebelumnya ia kembali memasukan ponselnya ke dalam saku.
"Tumben loe bawa bekal?" tanya Kenzo.
"Lagi pengen aja kali," ujar Arka.
"Kotak bekal dari cewenya lah, mana pernah sih dia bawa bekal," sahut Satya yang sudah kembali saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Karena Perjodohan
Teen FictionAssalamu'alaikum... Deskripsi dari judul cerita ini adalah: Meraungi kisah cinta, persahabatan dan hidup seorang gadis remaja berumur 18 tahun yang bernama Clarisa Alnindita Wijaya, yang tumbuh menjadi gadis dewasa tanpa kasih sayang yang penuh dari...