Episode 30 (Kompensasi 1)

1.4K 68 0
                                    

Brayn yang kini tengah berganti pakaian diruang ganti, pendengarannya sedikit menangkap ucapan Clarisa barusan, ia menggelengkan kepalanya seraya menyunggingkan senyum manisnya.

Setelah Brayn selesai berganti, kini dia berjalan kearah lapangan basket diikuti oleh Clarisa dibelakangnya. Dilapangan basket sudah ada teman-teman satu tim nya, yang juga akan bertanding malam itu.

"Dengerin gue! loe diam sini jangan kemana-kemana oke!" ujar Brayn.

"Ya bawel," kata Clarisa malas.

Saat Brayn sudah memasuki lapangan pertandingan, banyak pasang mata yang tak berkedip melihat kearah Brayn, adapula yang bersorak menyebut nama Brayn.

Malam itu Brayn sangat gagah dan tampan tanpa tebar pesonapun, aura Brayn sudah benar-benar sangat mempesona dimata para kaum hawa, yang melihatnya dipertandingan malam itu.

"Hilih alay banget, gue yang jelas-jelas istrinya aja gak girang kaya gitu," ucap Clarisa seraya menatap tak suka, kepada para perempuan yang duduk dikursi penonton.

"Hey! kamu disini juga?" tanya Arka yang baru saja datang untuk bergabung bersama-sama tim sekolah SMA Harapan Bangsa.

"Eh! iya nih, mau tanding juga ya?" tanya Clarisa balik kepada Arka.

"Pake nanya lagi, yaiyalah mau tanding! Ketua time ko gak ikut tanding," ucap Kenzo spontan.

"Gue gak ngomong sama loe!" kata Clarisa ketus.

"Iya gue mau tanding juga, yaudah gue kelapangan dulu ya," pamit Arka kepada Clarisa, dan diangguki oleh Clarisa.

"Apa lihat-lihat! Naksir loe," kata Clarisa sambil menatap tajam Kenzo.

"Dih! percaya diri banget loe," kata Kenzo seraya menyunggingkan senyumnya.

Setelah kepergian Arka dan Kenzo, tiba-tiba Clarisa merasa ingin buang air kecil, dengan segera Clarisa pergi dari pinggir lapangan tempat dimana ia duduk sekarang.

Saat keluar dari toilet, Clarisa dikagetkan dengan adanya Merry yang tengah berdiri dihadapannya, dengan kedua tangannya bersidekap didada, tatapan matanya menyorot sangat tajam kearah Clarisa.

Clarisa menarik nafasnya berat, seraya berjalan melewati Merry, namun langkah Clarisa terhenti saat Merry menarik tangannya dengan kasar.

"Mau kemana loe?" tanya Merry dengan suara khas orang marah.

"Mau kelapanganlah! Masa gue mau bertelur ditoilet," jawab Clarisa ketus.

"Ngapain loe ngelihatin gue kaya gitu? Cantikkan gue, oh jelas!" sambung Clarisa.

"LOE! Bener-bener gak tau malu!" kata Merry setengah membentak, sambil menunjuk wajah Clarisa.

"Turunin tangan loe!" kata Clarisa seraya menatap tajam Merry.

"Apa haa? Loe itu memang murahan!" kata Merry seraya tersenyum meremehkan.

Clarisa berjalan maju kearah Merry, dengan sorotan mata yang tajam seraya mengepalkan kedua tangannya.

Merry yang melihat semua itu menelan salivanya susah payah, ia juga mulai berjalan mundur, sampai pada akhirnya punggungnya menabrak tembok pembatas.

Bughh...

Clarisa meninju tembok tepat disamping wajah Merry, sedangkan Merry kini jantungnya tengah berdetak tak normal, ia merasa takut namun tetap menunjukan wajah biasa saja.

"Maksud loe apa ngatain gue murahan ha?" tanya Clarisa.

"Loe murahan lah! datang dengan Brayn, sekarang pake baju dia, itu apa namanya kalau bukan murahan?" tanya Merry.

Menikah Karena PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang