Clarisa baru saja menyelesaikan larinya sebanyak 10 putaran, namun tiba-tiba langkahnya terhenti kerena kedatangan Merry, dan teman-temannya.
Seperti biasa, kedatangan Merry hanya akan menyulut emosi Clarisa.
"Hey cewe pembuat onar!" panggil Merry.
"Lo gak cape apa dari kelas 10 sampe sekarang lo udah kelas 11, masih aja terus buat masalah. Heran gue! Emang orang tua loe, gak pernah marah gitu?" sambung Merry bertanya.
"Ampun kali ortunya Mer, ngurusin anak badung kaya dia upsss," kali ini teman Merry yang bersuara.
Ucapan salah satu teman Merry itu, mengundang gelak tawa dari teman-teman Merry yang lain.
Clarisa masih diam enggan menjawab, namun kini kesabarannya telah habis setelah mereka membahas masalah orang tua. Clarisa kembali teringat, dengan suasana rumah yang membuatnya muak.
Tak mendapat balasan akhirnya Merry memutuskan untuk pergi, tetapi tiba-tiba Merry terjatuh karena langkah kakinya, dengan sengaja dicekal oleh kaki Clarisa. Siku tangan Merry berdarah karena mengenai batu, dan Clarisa pergi begitu saja untuk melanjutkan hukumannya lagi.
"Sialan loe! Awas aja bakalan gue balas loe," teriak Merry tak terima, Merry dibantu teman-temannya berdiri, dan pergi menuju ruang OSIS. Ya tentu saja bukan UKS, karena Merry pasti akan memanfaatkan kesempatan ini, untuk mendapat perhatian dari Brayn.
Setelah menyelesaikan lari nya sebanyak 20 putaran, kini dia tengah berdiri ditengah lapangan tepatnya dibawah tiang bendera sang Merah Putih. Keringat bercucuran dikeningnya, pasalnya matahari kini mulai meninggi, dan cahayanya mulai terik. Tetapi beruntung karena hari ini, guru-guru tengah mengadakan rapat jadi, Clarisa tidak tertinggal jam pelajaran.
Dari kejauhan kedua sahabat Clarisa hanya memandang sendu sahabatnya itu, tapi merek tidak bisa berbuat apa-apa jika itu sudah keputusan sang ketua OSIS.
Selain kedua sahabatnya itu, dilapangan basket ada juga Kenzo, dan juga Arkana Dewa. Sang pangeran ketua basket yang berwatak dingin, dan tidak terlalu peduli dengan urusan perempuan.
"Siapa gadis yang disana?" tanya Arka kepada Kenzo, sambil melempar bola basketnya kedalam ring.
"Yang lg dihukum noh?" tanya Kenzo sambil merebut bola dari tangan Arka.
"Hemm," jawab Arka singkat.
"Dia Clarisa anak 11 IPA, cewe pembuat onar sejak dulu, dari pertama masuk sekolah sampe sekarang gak ada perubahannya, padahal tiap hari dapet hukuman mulu," jelas Kenzo yang sedikit heran, perihal Arka yang menanyakan tentang seorang gadis, pasalnya selama ini Arka tidak pernah tertarik kepada gadis-gadis cantik disekolah ini, meskipun segala cara dilakukan oleh mereka untuk dekat dengannya.
"Oh," kata Arka singkat, tanpa disadari bibir Arka terangkat mengukir senyum tipis, yang tidak pernah dilihat oleh siapapun selama ini.
Arka menghampiri Clarisa, dengan membawa sebotol air mineral, sebelum benar-benar sampai dihadapan Clarisa, Arka meminjam topi pada salah satu murid yang ada disanah. Banyak yang melihat hal itu mereka hanya melongo, dan berteiak histeris saat melihat pangeran kedua disekolah mereka, yang berjalan menghampiri Clarisa.
"Nih minum dulu!" seru Arka dingin, sambil menyerahkan botol air mineral tadi kepada Clarisa.
Clarisa menerimanya, dan langsung meminumnya, sedangkan Arka tengah mengatur ukuran topi yang dia pinjam tadi, lalu dengan segera dia memakaikan topi tersebut kekepala Clarisa.
Clarisa sedikit kaget, atas pelakukan salah satu kakak kelasnya itu, belum sempat Clarisa mengucapkan terimakasih, Arka sudah berlalu pergi begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Karena Perjodohan
Teen FictionAssalamu'alaikum... Deskripsi dari judul cerita ini adalah: Meraungi kisah cinta, persahabatan dan hidup seorang gadis remaja berumur 18 tahun yang bernama Clarisa Alnindita Wijaya, yang tumbuh menjadi gadis dewasa tanpa kasih sayang yang penuh dari...