Brayn memutuskan untuk kembali mencari Clarisa.
Saat melewati toilet, Brayn berpapasan dengan kedua sahabat Clarisa.
"Kalian tau di mana Clarisa?" tanya Brayn yang sudah berdiri di belakang Caca, dan Zaskia.
"K--kak Brayn!" kaget Caca.
"Ngga, kita juga lagi nyari dia ini," jawab Zaskia.
"Oh, oke! Kalian sebaiknya pulang saja, waktu sudah hampir larut ngga bagus buat cewe. Urusan temen lo, biar gue yang urus!" ujar Brayn seraya melangkah pergi dari sana.
"Si Clarisa kemana, sih! Gue udah telepon aktif sih, tapi kagak diangkat," kata Caca kesal.
"Gue juga heran! Tapi tadi gue sempet lihat si Arjuna, sih, di sekitaran sekolah," kata Zaskia.
"Ya, elah, ogeb. Ngapain kagak ngomong dari tadi!" kata Caca menatap tajam Zaskia.
"Lah! Ngapa lo jadi ngelihatin gue kaya gitu?" tanya Zaskia.
"Hallo Zaskia cantik! Lo beneran ogeb ya, sekarang. Bahkan lebih ogeb dari gue, tau ngga!" kesal Caca.
"Apaan?" tanya Zaskia dengan ekspresi bingung.
"Ya, udah pastilah, si Clarisa lagi sama si Arjuna sekarang! Udah, ayo cabut balik," ucap Caca.
"Bener juga ya, kata lo, hehe ...," kata Zaskia cengengesan.
Caca hanya menatap Zaskia malas, malam itu Zaskia benar-benar terlihat sangat bodoh, padahal biasanya dirinyalah yang paling bodoh di antara mereka.
"Udahlah, yuk balik," ucap Caca, dan diangguki oleh Zaskia.
***
Sedangkan Brayn kini tengah berjalan di lorong-lorong kelas yang sepi, hanya tempat itu yang belum ia susuri sejak tadi.
Brayn menghentikan langkahnya, saat dirinya melihat dua sosok yang sangat ia kenali selama ini. Brayn terus mengamati kedua orang tersebut dengan mata elangnya, sebelum akhirnya ia mulai mengepalkan tangannya, dengan rahang yang mengeras, ia mulai berjalan menghampiri kedua orang tersebut.
Bugh!
Saat tiba disana, Brayn langsung memberikan bogemannya kepada Arjuna.
"Jangan sentuh milik gue!" ujar Brayn dengan suara dingin dan datar, tatapan mata elangnya masih setajam tadi.
Arjuna mengusap sudut bibirnya yang terluka, akibat serangan tiba-tiba dari Brayn.
"Dia pacar gue! Apa hak loe?" tanya Arjuna santai.
"Dia masa depan gue!" seru Brayn.
"Gue gak perduli! Dia pacar gue, jadi hak gue mau ngelakuin apapun sama dia," kata Arjuna, tak terima.
"Sini, Sayang!" perintah Arjuna, dengan tangannya hendak menarik lengan Clarisa. Namun dengan sigap, Brayn menarik tangan Clarisa lebih dulu, dan membawanya ke belakang punggungnya.
"Lepasin dia!" perintah Arjuna, dengan suara yang datar.
"Jangan mimpi!" cetus Brayn dengan senyum sinisnya.
Arjuna saat itu, benar-benar sudah tidak dapat menahan emosinya lagi.
Bugh!
Arjuna mulai menyerang Brayn, dengan memukul bagian wajah Brayn, Brayn yang juga tak terima mulai kembali memukul Arjuna.
Bugh!
Arjuna yang kembali dipukul oleh Brayn, hendak membalasnya lagi, sampai akhirnya terjadilah aksi saling memukul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Karena Perjodohan
Novela JuvenilAssalamu'alaikum... Deskripsi dari judul cerita ini adalah: Meraungi kisah cinta, persahabatan dan hidup seorang gadis remaja berumur 18 tahun yang bernama Clarisa Alnindita Wijaya, yang tumbuh menjadi gadis dewasa tanpa kasih sayang yang penuh dari...