Setelah kesembuhan mami Evi, pasca kecelakaan tempo lalu. Hari ini adalah hari pernikahan Clarisa dan Brayn, hari dimana kedua insan disatukan dalam ikatan yang halal. Moment ini adalah moment kebahagiaan untuk dua orang yang saling mencintai, namun berbeda dengan Clarisa dan juga Brayn, entah bagaimana mereka harus menyikapi semua ini, bukan tanpa alasan ketika belum ada cinta tersemai dihati keduanya.
Acara pernikahan diadakan disebuah gedung mewah, namun tak ada satu temanpun baik itu teman Brayn atau Clarisa yang hadir disana, acara tersebut hanya dihadiri oleh rekan kerja dan orang-orang penting Wijaya Group, dan Atmadja Group saja.
Clarisa kini tengah berada salah satu ruangan, ruang tersebut merupakan ruang Clarisa dirias oleh MUA.
"Sudah selesai mba," ucap MUA setelah selesai merias Clarisa.
"Makasih," jawab Clarisa sambil tersenyum.
"Anak mami cantik banget," ucap mami Evi yang baru saja masuk keruangan tersebut.
"Lebih cantikan mami dong," kata Clarisa.
"Mi masih lama ya ?" tanya Clarisa pada sang mami.
"Yaampun anak mami gak sabaran banget sih, 10 menitan lagi lah sayang," jawab mami Evi seraya tersenyum memandang wajah putrinya.
"Bukan gitu maksud aku mi," elak Clarisa.
"Sudah mamimu ini faham ko sayang," kata mami Evi lagi seraya tersenyum geli.
"Orang tua emang suka salah mengerti, yang gue maksud masih lama itu bukan karena gue gak sabar, tapi gue pengen cepa balik, ini apaan lagi riasan kaya ondel-ondel gini lagi," ucap Clarisa dalam hati, sambil menatap pantulan dirinya dicermin saat itu.
Sedangkan diluar ruangan itu, Brayn kini telah duduk dihadapan sang penghulu dengan didampingi kedua orang tuanya.
"Baik karena dirasa semuanya sudah siap, tolong panggilkan mempelai wanitanya agar pengucapan Ijab Qobul bisa segera dilakukan," ujar sang penghulu.
"Biar bunda aja ya, yang menyusul mereka," ucap bunda Hanum, seraya berjalan menuju ruang make up Clarisa.
"Assalamualaikum anak bunda," ucap bunda Hanum saat sampai dipintu ruangan tersebut.
"Waalaikumssalam," jawab Clarisa dan mami Evi.
"Hanum ngagetin aja kamu," kata mami Evi kepada bunda Hanum.
"Hehehe, wah anak bunda cantik banget cocok deh dengan anak bunda yang tampan," ucap bunda Hanum seraya menoel dagu Clarisa.
"Hehe sama kaya mami dan bunda," jawab Clarisa.
"Aduhh bunda hampir lupa," kata bunda Hanum, seraya menepuk jidat.
"Kenapa bun ?" tanya Clarisa.
"Evi ayo bawa anak kita turun, sebentar lagi acaranya akan segera dimulai," ucap bunda Hanum.
"Ayo sayang," ucap bunda Hanum lagi seraya menuntun tangan kanan Clarisa.
Clarisa kini dikawal oleh dua orang perempuan hebat dalam hidupnya, yaitu mami dan bundanya.
Saat kaki Clarisa menuruni anak tangga satu persatu, semua pandangan para hadirin hari itu tertuju kepada Clarisa tanpa terkecuali Brayn.
Clarisa benar-benar sangat cantik hari itu, terlebih Clarisa memang tidak terlalu suka berias diri sebelumnya, sehingga kali ini membuatnya benar-benar berubah, Clarisa menggunakan gaun panjang berlengan sedang bernuansa baby blue dipadukan dengan mutiara yang berkilau, dan sepatu hak berwarna putih dipenuhi pernak pernik gemerlap, rambut Clarisa disanggul anggun dengan anak rambut yang dibiarkan teruntai sebelah kiri, dan jempit rambut senada dengan sepatu haknya, yang tersemat disebelah kanannya rambutnya, benar-benar cantik dan elegan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Karena Perjodohan
Roman pour AdolescentsAssalamu'alaikum... Deskripsi dari judul cerita ini adalah: Meraungi kisah cinta, persahabatan dan hidup seorang gadis remaja berumur 18 tahun yang bernama Clarisa Alnindita Wijaya, yang tumbuh menjadi gadis dewasa tanpa kasih sayang yang penuh dari...