Episode 38 (Scandal yang Terbongkar)

1.3K 66 0
                                    

Malam ini Clarisa tengah bersiap-siap untuk pergi ke sebuah pesta ulang tahun, salah satu murid di sekolahnya.

Clarisa menggunakan dres dibawah lutut berwarna biru muda, dengan gaya rambut yang dikuncir kuda di belakang. Ia menyapukan sedikit make up di wajahnya, dan memberi sedikit liptin di bibir mungilnya.

Setelah dirasa cukup siap dengan penampilannya, ia langsung meraih tasnya, dan berjalan keluar kamar.

Saat Clarisa tengah berjalan menuruni anak tangga, ia tak sengaja berpapasan dengan Brayn yang saat itu hendak naik ke atas.

Clarisa sempat menatap Brayn sebentar, sebelum akhirnya ia memilih untuk menundukkan kepalanya. Clarisa berjalan melewati Bayn, tanpa mengucapkan sepatah katapun. Hingga akhirnya ia dibuat terkejut oleh Brayn, yang secara tiba-tiba menarik tangannya. Clarisa yang tak seimbang hampir saja terjatuh, untung saja dengan sigap Brayn menahannya tubuhnya.

Posisi mereka kini sangat dekat, Clarisa dapat merasakan hembusan nafas Brayn yang menyapu wajahnya. Begitu juga dengan Brayn, kini jantung keduanya sama-sama berdegup tak beraturan.

Brayn sangat terpesona melihat wajah cantik Clarisa saat itu, wajah yang selama ini selalu polos tanpa make up itu, kini terlihat sangat berbeda saat terpoles sedikit make up. Brayn memandangi setiap inci wajah Clarisa, hingga pandangannya terhenti pada bibir ranum nan mungil Clarisa, yang saat itu sangat menggoda dimata Brayn. Namun Brayn kembali menyadarkan dirinya, dan langsung segera melepaskan pelukakannya pada tubuh Clarisa.

"Loe mau kemana?" tanya Brayn.

"Ke pesta ulang tahun temen gue, bolehkan?" tanya Clarisa.

Brayn sempat kaget dengan ucapan Clarisa barusan, karena ini adalah kali pertama dirinya mendengar Clarisa meminta izin kepadanya, namun buru-buru ia bersikap senormal mungkin.

"Siapa teman loe pergi?" tanya Brayn. Tangannya kini bergerak masuk kedalam saku celana santai, yang ia tengah kenakan saat itu.

"Caca, sama Zaskia." jawab Carisa.

"Oh, oke! Pulangnya jangan kemalaman!" seru Brayn, seraya melangkah kan kakinya ke atas. Clarisa hanya mengangguk sebagai jawabannya.

***

Clarisa kini telah berada di dalam mobil sahabatnya, setelah beberapa menit yang lalu dirinya dijemput oleh kedua sahabatnya itu.

"Eh Sa! itu tadi rumah sodara loe ya? Gede banget sumpah," ujar Caca.

"Mulai deh, Norak!" ujar Zaskia dengan nada malas.

"Ih, sirik aja loe!" sahut Caca.

"Jawab dong Sa!" seru Caca, seraya melirik kearah Clarisa.

"I ... iyah, itu rumah sodara gue, kenapa emang? Jangan mikir macem-macem! Dia gak punya anak lajang," jelas Clarisa.

"Hehehe ... tau aja loe Sa, arah fikiran gue kemana," ucap Caca cengengasan.

"Sa! Sepupu loe itu umur berapa sih?" tanya Caca lagi.

"Umurnya, 60 tahunan sih. Kalau loe mau nanti gue urusin deh," ucap Clarisa. Ia tersenyum jahil ke arah Caca.

"APA!" kaget Caca.

"Wah! Terpesona tuh si Caca, itukan umur-umur idaman dia Sa," celetuk Zaskia.

"Sembarangan loe! Ngga lah. Idaman gue tuh kaya ... babang Kenzo! Ahay," ucap Caca tanpa sadar. Hingga sedetik kemudian, ia tersadar dengan ucapannya yang menyebut nama Kenzo barusan. Spontan ia langsung menutup mulutnya.

Sedangkan Clarisa, dan Zakia kini tengah menatap horor, dengan sorot mata yang tajam.

Beruntung saat itu mereka sudah sampai di tempat tujuan, jadi Caca tak harus langsung menjelaskannya saat itu.

Menikah Karena PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang