Episode 23 (Lumayan)

1.2K 67 4
                                    

Clarisa membuka matanya, dan terbelalak kala melihat wajah tampan Brayn tepat dihadapannya, sesaat bola mata mereka saling menatap satu sama lain, sebelum pada akhirnya..

Bugghhh...

Clarisa spontan menonjok dada bidang Brayn, dengan sekuat tenaganya sehingga Brayn menjauh dari dirinya.

"Heee loe mau ngapain gue hah, ?" tanya Clarisa seraya menatap tajam kearah Brayn.

"Gak," jawab Brayn singkat.

"Oh gue tau, loe mau nyari kesempatan pas gue tidur ya," tuduh Clarisa.

Brayn tersenyum sinis kearah Clarisa, lalu matanya menelisik Clarisa dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Clarisa yang ditatap seperti itu oleh Brayn, langsung membulatkan matanya.

"Heh ngapain loe ngeliatan gue kaya gitu," kata Clarisa, sambil kembali menatap tajam Brayn.

"Hah, gak selera gue sama cewe model kaya loe, but..." Brayn menggantungkan ucapannya.

Clarisa menautkan alisnya.

"Lumayan juga ukurannya untuk anak SMA kaya loe," sambung Brayn dengan kembali menatap bagian tubuh Clarisa.

"Kurang ajar, awas loe ya," kata Clarisa, dengan wajah yang sudah memerah bak udang rebus.

Brayn berjalan menghampiri Clarisa, dengan senyum mengejek yang tersemat dibibirnya.

"Gue, kurang ajar ?" tanya Brayn pada Clarisa seraya menunjuk dirinya sendiri.

Clarisa memundurkan langkahnya, hingga tubuhnya terbentur ditembok rumah sakit.

"I..iyah lah, loe yang kurang ajar ma..masa gue," jawab Clarisa terbata-bata.

"Hemmm," ucap Brayn dengan menatap lekat wajah Clarisa.

Menurut Brayn Clarisa sangatlah lucu, wajah bulshing, dan detak jantung yang terdengar oleh Brayn.

Brayn menunjuk menggunakan jarinya, tepat dihadapan bibir Clarisa dan mengarahkannya kebawah.

"Sebentar lagi, ini semua milik gue," kata Brayn dengan jari tangan yang menunjuk tubuh Clarisa.

Clarisa hanya diam mematung dengan jantung yang terus berdetak tak normal.

"Jangankan melihatnya, menikmatinya pun tak ada masalah," kata Brayn dengan senyum jahilnya.

"Hah.. ma..mana bisa begitu," kata Clarisa dengan memalingkan wajahnya.

Brayn meraih wajah Clarisa, agar menatap kembali kearahnya, setelah itu Brayn menatap Clarisa dengan tatapan meremehkan.

"Maksud loe apa, lihat gue kaya gi..," ucapan Clarisa terpotong saat Brayn menempelkan
dua jarinya dibibir Clarisa, dan

Cuppss...

Clarisa membulatkan matanya dengan sempurna.

Brayn mencium jari tangannya sendiri yang ia tempelkan dibibir Clarisa.

Brayn tersenyum melihat ekspresi wajah Clarisa saat ini, antara marah dan malu.

Setelah itu, Brayn menjauh dari Clarisa dengan santainya.

"Ganti baju, diatas meja baju loe," ucap Brayn santai.

Clarisa yang masih tak percaya, akhirnya tersadar setelah mendengar printah Brayn.

"I...iyah," ucap Clarisa, dan berjalan kearah meja dimana ada kantong plastik yang dibawa Brayn tadi.

Clarisa meraih kantong tersebut lalu berjalan menuju kamar mandi.

Menikah Karena PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang