Episode 20 (Ketahuan)

1.2K 68 1
                                    

Kini Brayn sudah ada diruang keluarga, ia pamit kepada kedua orang tua Clarisa, seteleh itu ia bergegas untuk pulang.

Sesampainya dirumah

Mobil Brayn memasuki pekarangan rumahnya, jarum jam kini menunjukan pukul 11 malam.

"Assalamualaikum," ucap Brayn setelah sampai dipintu, namun tak ada jawaban dari siapapun.

Brayn melangkahkan kakinya memasuki rumah, lampu diruang tamu sudah gelap, saat langkah Brayn sampai diruang keluarga, tiba-tiba lampu menyala disana terlihat ayah Andra dan bunda Hanum tengah berdiri menatap tajam kearahnya.

"Malam yah, bun," ucap Brayn seraya melangkahkan kakinya mendekat kearah orang tuanya.

"Malam," jawab ayah Andra singkat.

"Dari mana saja kamu Brayn ?" tanya bunda Hanum dengan suara yang penuh penekanan.

Brayn meraih tangan kedua orang tuanya lalu menciumnya.

"Brayn tadi per...," ucapan Brayn terpotong, bersamaan dengan tamparan dari sang bunda yang menghantam pipi kirinya.

PLAKKKKK...

Suara tamparan menggema diruangan tersebut, karena waktu yang sudah mulai larut alhasil suara tamparan itu, terdengar sangat jelas dan nyaring diindra pendengaran.

"Bunda Brayn bisa jela...," lagi-lagi ucapan Brayn terpotong, bersamaan dengan tamparan kedua dari sang bunda tepat dipipi kanannya.

PLAKKKKK...

"BRAYN, bunda tidak pernah mengajarkan kamu bersikap seperti itu," ujar bunda hanum dengan suara nyaring.

"Bunda maafin Brayn," ucap Brayn seraya menunduk.

"Bunda juga tidak pernah mengajarkan kamu untuk tidak bertanggung jawab sebagai laki-laki," sambung bunda hanum, namun kini suaranya berubah menjadi serak dengan nda yang kecewa.

Brayn yang mendengar suara bundanya mulai sendu, ia langsung mengangkat kepalanya yang sejak tadi ia tundukkan.

"Bundaaa," ucap Brayn memelas seraya meraih tangan sang bunda, namun dengan cepat ditepis oleh bunda Hanum.

"Bunda kecewa sama kamu Brayn, bunda kecewa," setelah mengucapkan itu, bunda Hanum segera pergi dari sanah menuju kamarnya.

"BUNDA BRAYN MINTA MAAF," teriak Brayn, seraya berlutut dilantai, namun tak dihiraukan oleh sang bunda.

Ayah Andra yang sejak tadi diam, kini ia bergegas menghampiri putranya.

"Bangun nak," ujar ayah Andra seraya memegang pundak Brayn.

"Ayah maafin Brayn, tapi Brayn punya alasan melakukan semua ini yah" ujar Brayn pada sang Ayah, ayah Andra hanya menganggukan kepalanya.

"Sudah kamu istirahat saja, besok kamu harus kesekolah," ujar ayah Andra menepuk-nepuk pundak putranya, dan segera bergegas pergi menyusul sang istri.

"Iyah yah," jawab Brayn.

Sebelum langkahnya semakin menjauh, ayah Andra membalikan badannya.

"Soal bunda kamu tenang saja, bunda cuman panik saja sejak tadi, besok pasti akan kembali seperti biasa," ujar Ayah Andra menenangkan putranya, karena Brayn akan gelisah ketika dia berbuat salah terlebih pada sang bunda.

Brayn kini telah memasuki kamarnya, ia segera membersihkan tubuhnya setelah itu, ia bergegas membaringnya tubuhnya diatas kasur.

Brayn memejamkan matanya, kini fikirannya kacau dia telah berbuat kesalahan dalam sehari kepada dua sosok perempuan sekaligus.

Menikah Karena PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang