Episode 32 (Menguping)

1.4K 73 2
                                    

"Loe tenang aja! Tapi bukan salah gue kalau cowo loe yang mendekat ke gue," ucap Clarisa, seraya mengangkat kedua tangannya keatas, lalu melangkahkan kakinya menjauh dari sanah.

Kana yang mendengar ucapan Clarisa barusan, mengepalkan tangannya kuat.

"Bryan hanya milik gue!" seru Kana dalam hati.

***

Ditempat lain, tepatnya diruang OSIS, Brayn baru saja masuk kesanah setelah menyelesaikan beberapa urusannya.

"Ini dia nih yang ditunggu, kemana aja loe ?"  tanya Kenzo pada Brayn.

"Tadi ada masalah sedikit, kenapa ?" Brayn berbalik bertanya.

"Ini kita mau diskusikan soal agenda camping, menurut loe gimana ?" tanya salah satu anggota OSIS.

"Tujuan dari agenda ini apa ?" tanya Brayn.

"Tujuannya, supaya lebih mengenal Adik kelas kita, dan nantinya kita tidak salah pilih menurunkan jabatan kepada mereka," kata Kenzo, dan Brayn hanya menganggukan kepalanya.

"Oke gue setuju! Gimana yang lain, apa ada masukan ?" tanya Brayn.

"Kita rasa ngga ada lagi, kami semua setuju! Bukan begitu ?" tanya anggota OSIS kepada yang lain.

"Ya," jawab mereka serentak.

"Baiklah, nanti kita adakan rapat susulan untuk menentukan waktu ageda, dan juga membagikan formulir pendaptarannya," jelas Brayn.

Setelah mengadakan rapat OSIS, para anggota OSIS berhamburan keluar.

***

Berbeda dengan Clarisa, setelah mengantar Kana tadi, ia sekarang tengah berjalan kearah toilet, sejak tadi dirinya menunggu kedua sahabatnya, yang tak kunjung datang itu.

Saat Clarisa akan masuk ketoilet wanita yang kosong, ia urungkan saat indera pendengarannya, samar-samar tak sengaja menangkap suara seseorang yang sangat dikenalinya selama ini.

Clarisa mendekati sumber suara itu, untuk memastikan dengan jelas suara itu, ternyata arahnya berasal dari samping toilet yang akan ia masuki tadi.

"Kia," ucap Clarisa saat sudah jelas mendengar, siapa seseorang yang tengah berbicara sendu itu.

"A...apa!" Clarisa membulatkan matanya, seraya menutup mulutnya tak percaya.

Kini ia mulai memundurkan langkahnya dari lorong toilet, saat sudah keluar ia bergegas lari secepat mungkin.

Clarisa kini tengah berjalan dengan degup jatung yang tak normal.

"Dorrr ...." Caca mengagetkan Clarisa, yang tengah berjalan sendiri.

"CACA!" teriak Clarisa.

"Loe ngagetin gue tau!" seru Clarisa.

"Hehe sorry, habisnya muka loe kaya lagi ketakukan gitu, emang ada apa ?" tanya Caca kepada Clarisa.

"Em, a...anu itu, tau ah!" kesal Clarisa.

"Ih, ngomong yang bener dong! Gue lagi serius nih, buruan apaan ?" tanya Caca lagi.

"Gue cape! Susah ngomongnya," ujar Clarisa.

"Nih minum dulu," ucap Caca seraya memberikan sebotol air mineral.

"Thanks ya," jawab Clarisa seraya meraih botol tersebut, lalu dengan segera ia meneguknya.

"Loe haus banget ya Sa," ucap Caca saat melihat botol air mineral tersebut, yang isinya hampir tandas.

"Hah ... iya nih," jawab Clarisa.

"Yaudah buruan loe jelasin yang tadi!" perintah Caca.

"Em, sebenarnya tadi itu gu...gue lihat setan ...." ujar Clarisa dan segera berlari meninggalkan Caca, yang tengah memasang wajah seriusnya tadi.

Menikah Karena PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang