Episode 25 (Menghindari)

1.9K 85 2
                                    

Brayn yang melihat ekspresi wajah Clarisa saat ini, hanya tertawa dalam hati karena telah berhasil membuat tegang wajah istrinya yang menurutnya sangat lucu itu.

Setelah sesi tukar cincin tersebut, Brayn dan Clarisa silih berganti mencium tangan kedua orang tua Brayn dan Clarisa.

Kini para tamu dan keluarga tengah beristirahat, dengan menyantap hidangan yang telah disajikan disana.

Sedangkan Brayn dan Clarisa kini tengah beristirahat dikamar, dan makan siang disana.

"Gue mau tidur bentaran," ucap Brayn yang sudah menyelesaikan makannya.

"Yaudah sono, ngapain ngomong sama gue," jawab Clarisa ketus.

5 menit kemudian, Clarisa merasa lelah saat setelah menyelesaikan makan siangnya, dia akhirnya memutuskan untuk tidur sebentar seperti Brayn.

Clarisa hendak naik keatas tempat tidur, namun saat melihat Brayn yang tertidur dengan bertelanjang dada serta menutupinya dengan selimut, Clarisa mengurungkan niatnya dan kembali berjalan kearah sofa dan terlelap disana.

Tokk...Tokk...

Brayn yang tengah tertidur lelap, kini terbangun akibat ketukan pintu yang mengganggu indra pendengarannya, namun bukannya bangun ia malah mencoba menutup mata kembali dan menutup telinganya menggunakan bantal.

Tokk...Tokk...

Ketukan pintu masih saja berlanjut, sehingga Brayn memutuskan untuk bangun karena kesal.

"Siapa sih ganggu aja deh," ujar Brayn seraya membuka pintu kamar.

"Ganggu, ganggu apa nak ?" tanya bunda Hanum, yang sudah berdiri didepan pintu.

"Ehh bunda, nggako bun bukan apa-apa." jawab Brayn.

"Mana istrimu Brayn ?" tanya bunda Hanum lagi.

"Ada bun lagi tidur, kayanya dia kecapean bun." jawab Brayn.

"Kamu ini ngga sabaran banget, kasian kan mantu bunda jadi kecapean," ujar bunda Hanum, seraya mencubit lengan Brayn.

"Awww... sakit bun," kata Brayn mengelus-elus lengannya.

"Bunda ko jadi salahin aku sih," ucap Brayn lagi.

"Iya deh kamu gak salah, lagian udah nikah jadi ngga apa-apa," kata bunda Hanum sambil tertawa.

"Haaaa.." kata Brayn yang masih bingung.

"Udah ah, bunda males ngomong sama anak bunda yang masih malu-malu kucing ini," kata bunda Hanum lagi, saat itu bunda Hanum tengah salah mengartikan setiap perkataan yang diucapkan oleh Brayn.

"Hissss bunda apaan sih," ucap Brayn prustasi, seraya mengacak rambutnya.

"Hehehe, Bunda kesini cuman mau ajak kalian untuk pulang, tapi kalau kalian mau menginap dulu disini ngga apa-apa ko," ujar bunda Hanum.

"Ngga bun, Brayn mau pulang aja. Tapi bun ko udah mau pulang aja, emang acaranya sudah selesai bun ?" tanya Brayn pada sang bunda.

"Aduh aduh anak bunda ini, ini udah jam 5 sore sayang para tamu udah pada pulang sejak 1 jam yang lalu," kata bunda Hanum.

"Eh.. maaf bun, Brayn ketiduran tadi," ucap Brayn.

"Apa efek karena terlalu lama ya, jadi lupa waktu begini," kata bunda Hanum, sambil mengketuk ketuk dagunya menggunakan jari.

Brayn yang bingung, hanya tersenyum hambar seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Yaudah nak kalo gitu kalian siap-siap aja dulu, jangan bangunin istri kamu kasian dia, nanti kalo udah siap telepon aja mang Diman dia sudah ada diloby," jelas bunda Hanum, dan diangguki oleh Brayn.

Menikah Karena PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang