Caca kini sudah berada di tempat pesta ulang tahun itu digelar, matanya celingak-celinguk mencari keberadaan Clarisa, dan Zaskia sejak tadi.
Setelah lama mengelilingi tempat pesta itu, Caca baru menemukan sosok kedua sahabatnya yang tengah terduduk di sebuah kursi, ia langsung bergegas melangkahkan kakinya, menghampiri kedua sahabatnya tersebut.
"Jahat banget lo pada!" ujar Caca. Ia langsung duduk di kursi kosong di hadapan kedua temannya.
"Lama banget lo Ca! Kita nunggu lo dari tadi sampe lumutan," ujar Zaskia.
"Heh, ogeb! Lo dari tadi gue telepon gak diangkat-angkat, gue tuh dari tadi nyariin lo berdua tau!" kesal Caca.
"Hehehe ... gak denger, soalnya disailent ponsel gue," jelas Zaskia.
"Huh ... nyebelin! Gue haus nih," ucap Caca. Dengan tangan meraba lehernya.
"Ya, udah. Sana lo ambil minum gih!" seru Clarisa.
"Ya, udah, deh! Gue nyari minum dulu," pamit Caca. Ia segera beranjak dari duduknya, dan hendak mencari meja hidangan yang tersedia berbagai minuman di sana.
"Ca, tunggu!" panggil Zaskia.
"Apaan?" tanya Caca. Ia menolehkan kepalanya ke belakang.
"Jangan lupa cemilan," ucap Zaskia. Caca hanya mengangkat jari jempolnya sebagai jawaban.
Setelah kepergian Caca, Zaskia berniat untuk meminta maaf kepada Clarisa, karena telah memaksanya untuk datang ke sini.
"Sa, sorry, ya! Kalau aja gue gak ajak lo ke sini, mungkin lo gak bakalan ketemu sama nyokap lo," ucap Zaskia. Ia sangat merasa bersalah.
"Udah Ki! Gue gak apa-apa, ini semua bukan salah lo. Mungkin sudah seharusnya, gue tau kebenarannya sendiri," jawab Clarisa. Ia tersenyum ke arah sahabatnya yang kini tengah menatap ke arahnya.
***
Di lain tempat, Caca tengah melihat ke sana kemari, mencari sebuah meja hidangan.
Wina yang merupakan adik kelas mereka itu, entah siapa yang mengundangnya, tetapi saat itu ia juga berada di tempat yang sama dengan mereka.
Wina sejak tadi mengamati ketiga kakak kelasnya tersebut, yang tak lain adalah Clarisa, Caca, dan Zaskia.
Ketika melihat salah satu dari ketiga kakak kelasnya tersebut berjalan menghampiri meja tempat hidangan, Wina tersenyum menyeringai, sepertinya ia tengah merencanakan sebuah rencana jahat.
Ia segera meraih tiga gelas minuman dengan rasa yang berbeda, lalu dengan cepat memasukan serbuk ke dalam minuman varian rasa coklat. Setelah itu ia memanggil salah satu waiters di sana, lalu membisikan sesuatu di telinga waiters tersebut.
Caca yang sudah melihat jelmaan meja hidangan tersebut, dengan cepat ia berjalan ke sana. Namun langkahnya terhenti, ketika seorang waiters menghampirinya dengan membawa sebuah nampan berisikan minuman, dan makanan.
"Ini, Kak, silahkan dinikmati!" ucap waiters tersebut. Seraya memberikan sebuah nampan yang ia bawa tadi, dengan senyum manisnya.
"Wah ... ini dia yang gue cari dari tadi, makasih!" ucap Caca dengan mata berbinar. Waiters tersebut hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Ini dia ... guys, mari kita nikamati!" seru Caca. Sambil membawa sebuah nampan di tangannya.
"Lama banget lo Ca!" keluh Zaskia.
"Heh, loe kira gak susah! Dari tadi gue muterin nih tempat, kagak nemu-nemu. Untung aja ada mbak waitersnya, yang tiba-tiba ngasih gue senampan ini," jelas Caca seraya menunjuk ke arah nampan di atas meja, yang ia bawa tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Karena Perjodohan
Teen FictionAssalamu'alaikum... Deskripsi dari judul cerita ini adalah: Meraungi kisah cinta, persahabatan dan hidup seorang gadis remaja berumur 18 tahun yang bernama Clarisa Alnindita Wijaya, yang tumbuh menjadi gadis dewasa tanpa kasih sayang yang penuh dari...