Episode 26 (Keputusan Brayn)

1.8K 81 3
                                    

Clarisa yang telah berhasil mengambil handuk dari tangan Brayn, langsung berfikir keras bagaimana cara untuk menghindari Brayn.

Lama di dalam akhirnya Clarisa memutuskan untuk keluar, saat Brayn memanggil dirinya.

"Sa, buruan! Mang Diman udah nunggu, lagian lo mandi apa tidur, sih," kata Brayn.

"Iya, Bentar." Jawab Clarisa.

"Udah siap ?" tanya Brayn setelah melihat Clarisa keluar.

"Udah, yuk!" sahut Clarisa.

Setelah dirasa siap, mereka memutuskan untuk segera pulang dari hotel.

Sesampainya mereka di rumah, hari sudah mulai malam, mereka memutuskan untuk pergi ke kamar masing-masing. Berhubung mereka berdua masih sekolah, dan tentunya mereka belum saling mencintai satu sama lain, jadi Bunda Hanum dan Ayah Andra sepakat memisah kamar mereka, biarlah mereka sendiri yang memutuskan kapan akan berdua dalam satu kamar.

Clarisa kini telah melanjutkan tidurnya, tubuhnya terasa sangat lelah hari ini, ditambah ia seharian menggunakan gaun yang lumayan berat di tubuhnya.

Berbeda dengan Brayn ia kini tengah berfikir untuk hubungan mereka, setelah dirasa telah menemukan jalan keluar, Brayn memutuskan untuk pergi ke kamar Clarisa guna memastikannya sebelum ia benar-benar mengambil keputusan itu, sehingga ia tidak menyakiti Clarisa.

"Kuat banget tidurnya," gumam Brayn saat sudah berhasil menyelinap ke kamar Clarisa.

Brayn naik ke atas tempat tidur Clarisa, namun ia bingung bagaimana cara untuk memastikannya, setelah lama berfikir Bryan menatap lekat bibir ranum Clarisa yang memerah alami seperti buah cery, Brayn mendekatkan wajahnya kearah Clarisa dengan senyum menyeringai.

Cup!

Brayn menempelkan bibirnya ke bibir Clarisa yang tengah tertidur itu.

Brayn tak melepaskan ciumannya, ia malah mulai melum*t bibir itu dengan mata terpejam.

"Eugh ...!" lenguh Clarisa.

Clarisa yang tengah tertidur menjadi terganggu karena sulit untuk bernafas, namun Brayn tak beranjak dari posisi.

Clarisa yang sudah mulai sadar, membulatkan matanya sempurna, saat merasakan tubuhnya ditindih oleh Brayn yang kini tengah menyesap bibirnya itu.

Bugh!

Clarisa meninju sekaligus mendorong dada bidang Brayn, hal itu membuat pangutan bibir mereka terlepas.

"Lo apaan sih," kata Brayn dengan pandangan menatap Clarisa.

"Lo yang apa-apaan, lo udah nyium gue tanpa izin," kata Clarisa marah.

"Lo istri gue jadi terserah gue dong," ucap Brayn.

"Btw, bibir lo manis," sambung Brayn.

"Lo udah ambil first kiss gue," ucap Clarisa marah seraya menunjuk wajah Brayn, namun wajahnya kini memerah bak udang rebus saat mendengar pernyataan Brayn barusan.

"Gue ambil first kiss lo, dan gue kasih first kiss gue buat loe
, udah impaskan?" tanya Brayn santai.

"Ha?" jawab Clarisa tak percaya sambil menggigit bibir bawahnya.

Clarisa tak percaya Brayn tak pernah berciuman, secara Brayn kan ketos playboy fikir Clarisa.

"Kenapa lo, mau gue cium lagi hem," kata Brayn menyeringai seraya mendekat kearah Clarisa.

"Awas, lo ya! Gue gak minta," jawab Clarisa, dan terus beringsut hingga punggungnya terbentur dikepala ranjang.

"Tapi sayangnya gue tergoda sama lo," kata Brayn menyeringai.

Menikah Karena PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang