Mendekati waktu pendaftaran kuliah, Brayn dan teman-temannya merencanakan untuk pergi berlibur, menikmati kebersamaan sebelum mereka terpisah karena pendidikan.
"Eh, Sa, kata baby gue, mereka mau ngadain liburan loh," ucap Caca kepada Clarisa.
"Liburan?" tanya Clarisa seraya menyeritkan alisnya.
"Iya, liburan. Mau ikut gak kalian, Gays?" tanya Caca lagi, seraya melirik ke arah Clarisa dan Zaskia secara bergantian.
Clarisa tak menjawab, ia melirik ke arah Zaskia.
"Gue ikut, kalau lo ikut, Sa," ucap Zaskia, yang seakan paham arti dari tatapan Clarisa.
"Intinya, kita bertiga harus ikut, Gays," ucap Caca.
"Kantin, yuk! Bosen nih, gak ada kegiatan," ucap Zaskia.
"Boleh," sahut Clarisa.
"Gas," ucap Caca seraya beranjak dari tempatnya.
Hari itu memang tidak ada jam pelajaran, berhubung sudah mendekati fase liburan semester.
Brayn dan teman-temannya pun, hari itu hadir di sekolah, sekedar untuk mengenang masa-masa sekolah mereka dulu.
* * *
Ketiga gadis bersahabat itu, kini sudah berada di kantin, dengan beberapa makanan terhidang di atas meja, yang sempat mereka pesan tadi."Lah, itu para cowo-cowo kece," ucap Caca seraya menunjuk ke arah Brayn dan teman-temannya.
Clarisa dan Zaskia mengikuti arah pandangan Caca, dan benar saja, di sana sudah ada Brayn dan teman-temannya yang kini tengah berjalan memasuki area kantin.
"Boleh gabung gak, nih?" tanya Kenzo saat sampai di meja ketiga gadis tersebut.
"Bolehlah, Baby," sahut Caca seraya tersenyum manis.
"Gelay," ucap Zaskia, seraya melirik Caca malas.
"Sirik aja lo," jawab Caca sambil mejulurkan lidahnya.
Sekarang mereka semua berada dalam satu meja, Brayn dan teman-temannya berjumlah enam orang. Jadi, penghuni meja tersebut, semuanya sekarang berjumlah sembilan orang.
Sesekali mereka semua tertawa, ketika salah satu dari mereka menjadi bahan tertawaan.
"Jadi, gimana? Caca udah ngasih tau kalian, 'kan?" tanya Kenzo melirik Clarisa dan Zaskia bergantian. Kedua gadis tersebut mengangguk sebagai jawaban.
"Ikut, gak?" tanya Kenzo perihal recana liburan mereka.
"Dede Clarisa pasti ikut, 'kan, ada aa Brayn," celetuk Satya, hal itu sontak membuat Brayn menatap tajam ke arahnya.
"Santai, Pak ketos," ucap Satya terkekeh.
"Kalau lo, Zas?" giliran Zaskia yang ditanyi oleh Kenzo.
"Dede Zas juga, pasti ikutlah, 'kan, ada Abang Satya," celetuk Satya lagi. Hal itu membuat dirinya kembali mendapat tatapan tajam, bukan dari Brayn, melainkan Zaskia.
"Gue juga ikut, kok," sahut Zaskia.
"Mantap, gimana pengumpulan dana, Yen?" tanya Kenzo kepada Brayn.
"Oke, pengumpulan dana sebentar sore, ya," terang Brayn.
Setelah membahas perihal rencana liburan, mereka sekarang berbincang-bincang, seraya melahap makanan yang sudah mereka beli.
Semuanya menikmati kebersamaan itu, tetapi berbeda dengan Zaskia, sejak awal kedatangan Brayn dan teman-temannya, perasaannya mulai tak nyaman, ketika sosok Arka berada di antara mereka. Saat itu, Arka duduk di bangku yang terletak tepat di hadapannya. Sesekali juga, mereka jadi bahan comblangan teman-temannya, yang membuat Zaskia semakin tak nyaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikah Karena Perjodohan
Teen FictionAssalamu'alaikum... Deskripsi dari judul cerita ini adalah: Meraungi kisah cinta, persahabatan dan hidup seorang gadis remaja berumur 18 tahun yang bernama Clarisa Alnindita Wijaya, yang tumbuh menjadi gadis dewasa tanpa kasih sayang yang penuh dari...