06. Berteman

7.4K 933 14
                                        

FaVi update guys
Jangan lupa vote dan coment ya readers yang cantik dan tampan.
Saranghae readers termuah :)

👑👑👑

Evelin berjalan dengan santai menuju palvilum Teratai seusai makan siang.

"Apa yang Laure katakan tadi? Apa yang aku lupakan? Perasaan di novel itu tidak ada hal-hal seperti itu. Ah iya aku baru ingat, Evelin kan bukan tokoh utama. Mana mungkin dijelaskan secara mendetail. Aku harus mencari tahu rahasia Evelin," monolog gadis itu.

Evelin duduk di taman palvilum Teratai menunggu ibu suri datang. Gadis itu berulang kali berdecak kagum ketika menatap taman itu yang kelewatan besar dan indah. Ibu suri ternyata memilik selera yang bagus. Lihatlah guci disamping Evelin yang terbuat dari emas dihiasi oleh berlian jade. Kalau saja ini adalah dunia Evelin, mungkin sudah banyak orang yang merebutkan guci mewah itu.

"Evelin apakah kau tidak memiliki sopan santun? Bagaimana bisa kau duduk di taman ini tanpa menunggu perintahku?" ibu suri datang ditemani oleh Laure.

"Sepertinya ibu suri tak semurah hati seperti permaisuri. Aku bertanya-tanya bagaimana bisa permaisuri bertahan disamping ibu suri," Evelin memainkan rambutnya yang panjang. Gadis itu tidak berniat berdiri untuk memberi hormat atas kedatangan ibu suri dan Laure.

Ibu suri masih bisa tetap santai, tidak seperti Laure yang kini sudah menunjuk Evelin.
"Kau! Gadis tak tahu diri. Bagaimana bisa kau tidak memberi hormat kepada ibu suri dan aku!"

"Ooh aku melupakannya. Terima kasih Laure kau sudah mengingatkan ku," Evelin berlagak sok bodoh. "Evelin memberi hormat kepada ibu suri dan Laure. Semoga kalian diberikan 1000 kehidupan," lanjut Evelin bangkit dari posisi duduknya.

"Duduklah," ibu suri. Helena duduk tepat berhadapan dengan Evelin. Sedangkan Laure berdiri disamping Helena.

"Laure tolong tuangkan teh untuk Evelin," perintah ibu suri.

Laure menuangkan teh ke dalam cangkir kaca. Ia dengan sengaja menumpahkan sebagaian teh di gaun milik Evelin.
"Ooh tidak, aku tidak sengaja melakukannya, maafkan aku," pekiknya.

Evelin tersenyum, ia tahu bahwa Laure melakukannya secara disengaja.
"Tidak masalah,"

"Aku akan membersihkannya," Laure mengambil lap yang ditenun di meja itu. Namun karena gerakannya cepat, gadis itu malah menyengol teko teh sehingga semua teh tumpah di gaun biru muda milik Evelin.

Laure diam-diam tersenyum melihat apa yang terjadi sekarang.
"Maafkan aku, sekarang seluruh bagian gaunmu basah. Bagaimana ini? Aku memiliki banyak gaun indah, namun sepertinya itu tidak cocok untuk seseorang sepertimu. Tapi sepertinya pakaian pelayan cocok untuk-"

"Aku menemukannya! Dia oranganya ibu suri!" tiba-tiba datang seorang gadis berumur sekitar 20 tahun berpakaian serba hitam. Rambutnya panjang putih, namun wajahnya sangat halus, cantik sekali. Gadis itu menujuk Evelin.

"Siapakah dia? Di novel tidak ada tokoh yang berciri-ciri seperti gadis itu," batin Evelin.

Ibu suri menatap Evelin takjub. Namun kemudian matanya berkedip menatap tak suka gadis yang baru saja datang itu.
"Willow kenapa kau berkeliaran disini?" tanyanya lembut namun penuh penekanan.

Gadis bersurai putih yang bernama Willow itu menundukkan kepalanya takut.

"Laure, bawa dia masuk," perintah ibu suri. Laure menganggukan kepalanya, ia menyeret gadis itu untuk masuk ke dalam kamar ibu suri.

Helena tersenyum manis menatap Evelin yang nampak kebingungan.
"Kau pasti penasarankan siapa dia? Dia adalah pelayan yang memiliki gangguan kejiwaan," jelas Helena.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang