27. Luka

3.8K 480 95
                                    

Jangan lupa untuk selalu vote dan coment!
Mulmed 🎙🎶🔊 The Feels by Twice
Happy reading readers termwah ^^

👑👑👑

Flora menghancurkan kalung berliontik sebuah berlian yang berada ditangannya. Gadis itu membuang sembarang kalung yang baru saja ia beli.

"Nona tenanglah," Maisy menenangkan nonanya yang dilanda api kemarahan.

"Bagaimana aku bisa tenang Maisy? Putra mahkota benar-benar tak ingin menemaniku untuk berjalan-jalan. Dia bahkan pergi dengan pelayan pribadinya!" sungut Flora. Gadis itu sejak tadi berjalan-jalan hanya bersama Maisy. Sedangkan Adele bersama pelayan pribadinya juga. Sahabatnya itu tidak dapat diganggu ketika berbelanja. Jadi Flora lebih memilih tak mengikutinya.

"Mungkin putra mahkota memiliki urusan yang penting nona,"

"Jadi urusannya lebih penting daripada aku?" cecar Flora.

Maisy menunduk takut.
"Bu-bukan begitu maksud saya nona,"

"Sudahlah, aku harus mencari cara agar putra mahkota tertarik padaku," Flora berjalan untuk kembali ke kedai teh. Ia sedari tadi hanya membeli sebuah kalung yang pada akhirnya ia hancurkan itu.

Disepanjang jalan Flora sering mengangkat bibirnya membentuk sebuah senyuman kepada rakyat. Sebenarnya ia sudah sangat lelah melakukan hal itu. Namun ini semua demi citranya di masa depan.

"Nona, apakah nona merasa aneh dengan tingkah Nona Evelin?" tanya Maisy hati-hati.

Flora nampak berpikir. Akhir-akhir ini memang dirinya sedikit dipusingkan oleh tingkat Evelin yang berbanding terbalik dengan sebelumnya.

"Ya, dia terlihat seperti bukan Evelin yang dulu," ungkap gadis bersurai peach itu.

"Apakah memang benar kata orang-orang tentang Nona Evelin yang telah mendapatkan roh baik ketika jatuh di danau?" Maisy menerka-nerka pendapat dari banyak orang yang sepertinya sesuai dengan keadaan Evelin sekarang.

"Itu hanyalah rumor murahan. Bagaimana bisa kau mempercayai rumor yang tak benar itu," kata Flora. Ia sedikit percaya terhadap Evelin yang dimasuki oleh roh baik. Namun pemikiran itu segera ia tepis, tidak mungkin ada roh baik yang mau menempel pada Evelin.

"Ma-maafkan saya nona," Maisy.

Flora dan Maisy berjalan dalam hening. Namun tiba-tiba ada seseorang yang melemparkan sebuah gulungan kertas kecil kepada Flora. Flora menangkap kertas itu. Ia menatap pria yang melempar gulungan kertas, pria itu telah berjalan pergi.

Gadis bersurai peach itu membuka gulungan kertas yang terdapat ditangannya.

Cepat datang ke kedai teh yang berada disampingmu. Aku sekarang berada disana.

"Maisy kau tunggulah disini sebentar," tutur Flora.

Hal yang tertulis di kertas coklat itu mampu membuat Flora memasuki kedai teh yang berada disampingnya. Ia tahu orang yang mengirim gulungan kertas itu.

Di ruangan tertutup yang berada di kedai teh itu terdapat seorang pria bertopeng hitam. Pria itu menunggu kedatangan seorang gadis.

Flora menatap pria yang membelakanginya itu. Ia sangat berharap pada pria itu. Namun dirinya harus berjuang dengan keras agar mendapatkan apa yang diinginkan oleh pria itu.

Pria itu berbalik menatap Flora.
"Aku harap kau segera mendapatkan apa yang aku inginkan. Fokuslah pada tujuan awalmu," katanya.

Flora menatap serius pria itu.
"Aku tidak melupakan hal itu. Aku harap kau juga tidak lupa dengan janjimu,"

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang