37. Insiden

2.8K 423 64
                                    

Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Stay by Blackpink
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

Flora dan Ella mendapatkan giliran kedua. Mereka saling beradu pedang. Dua nona itu memiliki keunikan yang berbeda ketika menggunakan pedang.

Flora berulang kali mendapatkan serangan tak terduga dari Ella. Namun gadis bersurai peach itu dapat memblokirnya dengan bagus. Gadis itu mengayunkan pedangnya ke bawah. Ella otomatis melompat agar tidak terkena pedang itu. Akan tetapi Flora dengan cepat menampik pedang milik Ella yang terpegang lemah hingga terpental jauh. Flora langsung mengarahkan pedangnya tepat di jantung Ella.

GONG!

Pertandingan kedua dimenangkan oleh Flora. Semua orang bertepuk tangan untuk gadis itu.

"Nona Flora kau memiliki strategi yang bagus dalam berpedang," ungkap Ella.

"Terima kasih, tetapi Nona Ella lebih bagus dariku," Flora merendahkan diri.

Semua orang yang mendengarnya hanya bisa mengagumi Flora. Gadis itu memiliki hati yang sangat baik. Hanya sedikit orang yang bisa lemah lembut seperti Flora.

Kini giliran Evelin dan Arline. Evelin mengambil pedang dari tangan seorang kasim. Ia tak pernah berpikir bahwa pedang itu sangat berat. Bahkan ia harus menggunakan dua tangannya untuk membawa pedang itu.

Tak sedikit orang yang tertawa melihat Evelin yang tak bisa membawa pedang dengan benar.

"Apakah Nona Evelin belum pernah memegang pedang sebelumnya?" tanya seorang rakyat.

"Aku tak pernah menyangka ini. Duke Bextor adalah seorang jenderal istana namun kenapa dia tak terlihat seperti putrinya?"

"Dia seperti seorang tikus dikandang kucing bukan?"

"Kau benar,"

Evelin mendengar perkataan para rakyat dengan jelas. Namun ia tetap tenang, para rakyat ini seperti hatersnya. Mereka hanya akan menjelek-jelekannya setiap saat.

Evelin berdiri diatas arena berhadapan dengan Arline. Ia menatap gadis didepannya yang memegang pedang seperti memegang sebuah kapas membuat dirinya seperti jauh tertinggal peradaban. Padahalkan Evelin lah yang berasal dari masa depan.

"Nona Evelin, jika kau tak sanggup lebih baik mengundurkan diri sekarang," teriak Adele. Hal itu membuat para rakyat berbisik-bisik kembali.

Evelin tak menanggapi teriakan Adele. Gadis itu lebih memilih untuk fokus. Walaupun kesempatannya untuk menang hanya sedikit.

Pertandingan telah dimulai, Evelie dibuat gelagapan oleh Arline yang sudah maju mendekatinya. Arline mengarahkan pedangnya ke lengan Evelin. Evelin dengan kaku memblokir pedang milik Arline.

"Nona Evelin aku akan bermain pedang ini secara pelan mengikutimu," ucap Arline lirih.

Evelin tak menyangka bahwa Arline begitu baik. Gadis itu sangat mengerti tentang dirinya.
"Terima kasih Nona Arline," Evelin tersenyum. "Namun itu tidak perlu, jika aku kalah lebih cepat maka itu lebih baik," Evelin kembali memblokir pedang Arline.

Arline tak menghiraukan perkataan Evelin. Gadis itu masih mengikuti pergerakan Evelin yang pelan. Ia bahkan tak benar-benar mengerahkan tenaganya.

Namun Evelin telah berkeringat banyak. Sepertinya untuk menggerakan pedang berat itu sangat menguras tenaganya.

"Nona Arline sepertinya mengikuti gerakan Nona Evelin yang pelan. Hal ini tidak masalah. Namun jika terus berlangsung lama maka ini hanya menghabiskan waktu," ujar Flora keras.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang