42. Pemberontak

3.1K 419 11
                                        

Kangen gk nih sama cerita ini?
Aku harap kalian ngikutin cerita ini sampai tamat ya guys ^^
Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Fancy by Twice
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

Kerajaan Stevonia bagian selatan yang terletak dengan perbatasan Kerajaan Hav  diserang oleh sekelompok orang yang tidak dikenal. Hal ini membuat orang-orang di istana resah. Karena sebelumnya tak pernah ada suatu kekacauan di bagian selatan.

Beberapa prajurit istana yang dipimpin oleh Duke Bextor bergegas ke lokasi tersebut. Mereka menggunakan kuda istana yang telah terlatih.

Evelin duduk malas di meja belajarnya. Hal ini jauh dari perkiraannya karena menurut alur novel tak pernah ada serangan di kerajaan bagian selatan. Bahkan kota yang berada di bagian selatan itu sangat tenang, mereka hidup baik dengan kota Kerajaan Hav yang terletak dibagian perbatasan.

"Bukankah ini terlalu aneh? Kerajaan Hav tak pernah bertindak untuk melawan Kerajaan Stevonia. Mereka tidak akan berani melakukan hal itu karena kekuatan militer mereka berada diurutan ketiga," ucap Evelin monoton.

Gadis itu mencoba mengingat-ingat alur novel. Ia ingat bahwa Kerajaan Dazli lah yang paling berani menyinggung Kerajaan Stevonia. Kedua kerajaan tersebut sering kali terlibat perang baik perang yang direncanakan oleh masing-masing raja ataupun rakyatnya.

"Ada sebuah konspirasi disini," batin Evelin. Ia tahu bahwa istana telah difokuskan oleh pemberontak yang berada diujung barat karena telah terjadi beberapa penyerangan yang dilakukan.

Gadis itu kembali mengingat percakapannya dengan Nevan tadi siang.

"Itu bagus, untuk apa kau kesini?"

"Aku..." Nevan tidak tahu kenapa ia tiba-tiba ingin menemui Evelin. Apa yang telah terjadi padanya? "Aku hanya ingin menanyakan sesuatu padamu," lanjutnya.

"Tanyakanlah,"

Nevan berubah menjadi serius, pria itu menatap Evelin.
"Apakah kau tahu siapa pemberontak di ujung barat?" tanyanya.

"Aku tidak tahu, memangnya kenapa?"

"Pemberontak itu berulang kali menyerang dengan brutal. Sebagaian rumah-rumah rakyat telah rusak, para rakyat luka-luka. Setiap kali kami berhasil menangkap ataupun mengalahkan pemberontak itu, mereka akan meminum sebuah pil racun yang telah mereka siapkan dijubahnya," jelas Nevan. "Bahkan kami tidak menemukan sebuah tanda-tanda tuan mereka, hal ini membuat kami kesulitan dalam menumpaskan pemberontak diujung barat," bola mata hitam milik Nevan menerawang jauh menatap rimbunan pepohonan dari jendela penginapan Evelin.

"Apakah tidak ada petunjuk siapa tuan mereka?"

"Untungnya kakakmu menemukan sebuah sapu tangan milik pemberontak itu. Sapu tangan itu tak biasa, memiliki sebuah sulaman berbentuk burung hantu. Kakak pertama telah memerintahkan seseorang untuk menyelidiki darimana kain itu berasal. Menurut seseorang kain itu tidak berasal dari kerajaan ini," Nevan menatap Evelin kembali. "Beberapa saat yang lalu kakak pertama menemukan sapu tangan bersulam burung hantu yang sama dari dalam kendi wine yang kau pecahkan dihadapannya,"

Evelin mengelengkan kepalanya, mata gadis itu berkaca-kaca.

"Tenanglah, aku percaya bahwa kau tak terlibat dengan pemberontak itu," yakin Nevan.

Evelin tersenyum tipis ketika mendengar ucapan Nevan. Syukurlah pria itu mengerti dirinya. Ternyata bakat actingnya sangat berguna di dunia kuno ini.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang