84. Tawaran

1.5K 260 141
                                    

Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Anymore by Somi
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

Gadis bersurai emas yang menyamar sebagai seorang pria tiba di pusat pasar rakyat. Ia meninggalkan Cevin di sebuah kedai makanan. Tentu saja ia memesankan berbagai makanan lezat untuk bocah itu.

"Aku akan pergi sebentar, tetaplah disini sampai aku kembali. Jangan menarik perhatian orang-orang," pesan Evelin sebelum pergi.

"Baik kakak!" Cevin.

Evelin berjalan menuju pelelangan hitam. Ketika dirinya masuk, ia disambut oleh wanita cantik yang sama pada saat terakhir kalinya ia datang. Reca, wanita itu tampak terkejut akan kehadirannya. Namun detik selanjutnya Reca tersenyum ramah kepadanya.

"Tuan muda, hal apa yang dapat saya bantu?" tanya Reca.

"Aku ingin melelangkan dua tusuk rambut ini," Evelin menujukkan dua tusuk rambut ditangannya. Yang satu berwarna putih milik Lieven yang ia dapatkan ketika membersihkan kamar pria itu. Lalu yang berwarna merah ia dapatkan dari hasil bersandiwarannya kepada Rogers.

Reca semakin terkejut melihat kedua benda yang berada di tangan Evelin. Ia langsung mengajak Evelin untuk pergi ke ruangan VIP.
"Kedua benda itu sangat berharga. Mari saya antarkan ke ruang VIP tuan muda," ajaknya profesional.

"Baik," Evelin mengikuti langkah Reca menuju ruangan VIP.

Seperti biasanya, Evelin menunggu Zayn untuk datang membahas barang yang akan dilelangkannya secara langsung.
"Zayn itu kenapa dia memilih untuk mendirikan Pelelangan Hitam disini?" batin Evelin. "Padahal hidupnya dikerajaannya terjamin. Bila aku bisa bekerja sama dengannya mungkin kehidupan Evelin yang asli ketika aku sudah berpindah ke dunia modern akan damai,"

"Nona, aku tidak mengharapkan kau akan datang kemari secepat ini," sapa seorang pria bersurai baby blue dengan topeng cokelat. Ia berjalan ke arah Evelin dengan diikuti oleh Reca dibelakangnya.

Evelin tertawa sumbangan.
"Haha... Aku ini pria sejati, bagaimana bisa kau memanggilku nona?" katanya sembari mengangkat kakinya ke atas kursi. Ia menuangkan teh hijau didepannya lalu menyesapnya. "Apakah disini tidak ada bir? Aku tahu teh hijaumu ini sangat berkualitas. Namun bukan seleraku," ia berlagak seperti seorang pria.

Zayn duduk di depan Evelin. Kedua sudut bibirnya tertarik ke atas. Kulitnya yang bersih bercahaya bak porselen serta netra dark purplenya menambah kadar ketampanannya.
"Reca tinggalkan kami," ucapnya menyuruh pelayannya keluar.

Reca mengangguk paham. Wanita cantik dengan gaun ketat keluar dari ruangan yang tak terlalu besar itu.

"Maafkan kami nona, pelelangan ini tak menyediakan minuman semacam bir. Bila kau ingin kita bisa minum bersama di Penginapan Indah," tawarnya.

Evelin was-was, ia tahu bahwa Penginapan Indah sangat terkenal di kawasan ini karena tempat dimana para pelanc*r berada. Namun kenapa Zayn begitu frontal? Lalu apakah Zayn adalah pria yang suka bermain-main dengan para gadis? Bukannya di dalam novel dijelaskan bahwa Zayn adalah pria yang bersih seperti Green. Namun Zayn sangat selektif terhadap makanan serta minuman.
"Kau terlalu berlebihan kawan. Aku memang menyukai bir, akan tetapi aku tak suka bermain dengan para gadis sepertimu,"

Zayn tertawa.
"Aku tahu kau hanya menyukai pria tampan sepertiku. Jadi mau kah kau bersenang-senang bersamaku?" tawarnya kembali.

"Haha... Sejak kapan kau menjadi penyuka sesama jenis?"

"Sejak kau menyamar sebagai pria. Jangan berpura-pura lagi didepanku Nona Evelin," ucap Zayn tegas.

"Kau pengamat yang hebat. Aku akui bahwa aku adalah Evelin. Namun sepertinya aku tak pernah menyinggungmu. Jadi lupakan akan hal ini. Mari diskusikan tusuk rambut ini," Evelin mengeluarkan dua tusuk rambut dari jubahnya. Ia menaruhnya di atas meja.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang