Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Give Love by Akmu
Happy reading readers termwah!👑👑👑
Lieven masuk ke dalam ruang rahasianya. Pria itu menatap lukisan Ilona lama. Entah apa yang ada dipikiran pria itu. Ia mengusap pipi Ilona yang terlukis disana dengan lembut. Lalu pria itu keluar dari ruangan itu.
Ia disambut oleh pelayan pribadinya, Luke.
"Saya memberikan hormat kepada putra mahkota, semoga putra mahkota diberikan seribu kehidupan," hormat Luke."Bangunlah," perintah Lieven. "Apa yang ketahui?" tanyanya.
"Saya telah menyelidikinya tuan. Menurut beberapa bukti yang saya dapatkan, Nona Flora adalah orang yang telah menukar pedang itu," jelas Luke. Ketika ia memeriksa gudang yang digunakan untuk menyimpan pedan, ia menemukan sebuah keranjang putih yang berisi sebuah jepit rambut milik Nona Flora. Mungkin saja Nona Flora lupa tidak membawa keranjang itu.
Lieven hanya menampilkan ekspresi datar seolah-olah informasi dari Luke hanyalah sebuah angin lalu.
"Kau membutuhkan waktu dua hari untuk mengetahui siapa pelaku utamanya, itu sangat lama," ucap Lieven santai.Luke menjatuhkan rahangnya. Apa yang dikatakan oleh tuannya tadi? Ia memang memakan waktu dua hari untuk mengungkap siapa pelaku utamanya, namun tuannya mengatakan bahwa itu sangat lama. Itu berarti tuannya telah mengetahui sebelumnya?
"Maafkan saya jika lancang tuan, apakah tuan sudah mengetahui sebelumnya?" tanya Luke.
Lieven hanya menyeringai kecil yang membuat Luke merinding. Aura tuannya benar-benar menakutkan.
***
Pagi ini Evelin dibangunkan oleh Bella yang berulang kali berteriak didekatnya. Evelin mengucek matanya yang masih mengantuk. Mulutnya masih menguap dengan lebar.
"Nona, apakah itu termasuk kebiasaan nona?" tanya Bella ragu-ragu menatap nonanya.
Evelin mengerutkan dahinya, ia tidak mengerti apa yang dimaksud oleh Bella.
"Itu apa Bella?""Apakah di dunia nona semua orang bangun tidur ketika sudah siang?" Bella ragu saat akan mengatakannya. Namun ia sangat penasaran tentang hal itu karena nona didepannya ini selalu saja bangun siang.
"Itu..." Evelin menahan tawanya mendengar perkataan Bella. Hanya orang-orang malaslah yang bangun siang seperti dirinya. Namun dirinya tak bisa dikatakan pemalas karena saat di dunia modern ia sering syuting maupun menghadiri wawancara sampai dini hari. Sehingga menyebabkan ia bangun siang. Dan kebiasaan itu ternyata tak hilang pada dirinya. "Tidak semua orang seperti itu diduniaku Bella. Kemungkinan mereka bangun siang karena kelelahan," lanjut Evelin tak sepenuhnya berbohong. Tak mungkinkan dirinya mengatakan bahwa orang yang bangun siang didunianya adalah seorang pemalas. Bisa-bisa kalau begitu Bella akan menganggapnya pemalas juga.
"Saya paham Nona," Bella.
Evelin beranjak dari tempat tidurnya. Gadis itu memilih untuk mengawali pagi ini dengan mandi. Sebelumnya iamenyuruh Bella untuk mengambil makanan di dapur yang mungkin sudah disiapkan oleh Kepala Koki Steward. Semenjak kejadian didapur pada saat itu, kepala koki memutuskan untuk menjadi baik pada Evelin. Ia selalu membuatkan hidangan yang lezat khusus untuk Evelin. Hal itu sangat menguntungkan bagi Evelin. Kapan lagi ia mendapatkan makanan lezat yang gratis bukan?
Evelin mengenakan sebuah gaun berwarna mine yang dihiasi sulaman bunga sederhana. Gadis itu menatap pantulan dirinya yang berada didalam cermin.
"Evelin ini benar-benar cantik," katanya sembari memberikan polesan make up terakhir pada bibir cherrynya. "Ngomong-ngomong soal Evelin. Dimanakah jiwanya? Apakah dia memang sudah mati? Atau jiwanya berada disuatu tempat?" batin Evelin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Villainess
FantasyQuinza Evelin Adara adalah seorang gadis dari abad 21 yang bekerja di dunia acting. Ia selalu menjadi pemeran protagonis disetiap film ataupun layar lebar. Ketika Evelin terjatuh di kolam tiba-tiba ia terbangun di tubuh seorang putri yang antagonis...