47. Batu Giok

2.8K 366 31
                                        

Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Rainbow by Gfriend
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

Tubuh kecil milik Maisy bergetar hebat dibawah intimidasi Flora. Pelayan itu dari tadi tak berhenti menangis, mulutnya terus saja melontarkan kata maaf. Namun gadis yang berdiri dengan sombong didepannya terus mencambuknya tanpa henti.

SLASH!

Entah sudah ke berapa kalinya cambuk itu mengenai Maisy. Cambukan itu membuat luka baru dibeberapa bagian tubuh gadis itu. Lengan tangan milik gadis itu mengeluarkan darah segar akibat cambuk yang terus saja mengenainya. Darahnya menetes tanpa henti di atas lantai marmer. Bahkan sebagian darah merah yang berada di lantai itu sudah mengering menandakan sudah lama gadis itu berada dalam posisi seperti itu.

"Nona tolong maafkan saya hiks," mohon Maisy.

Flora menghentikan tangannya yang akan mencambuk Maisy lagi. Gadis itu menatap Maisy yang memucat karena menahan sakit serta akibat mengeluarkan darah yang banyak.
"Kau tau apa yang kau lakukan bukan?!" bentak Flora. "Kau telah menukarnya?! Apakah kau tahu bagaimana orang-orang tadi menatapku ketika mereka tahu bahwa aku pelakunya?! Mereka sekarang membenciku gara-gara kau Maisy!" lanjutnya.

Maisy kembali bergetar. Gadis itu menunduk dalam tak berani menatap nonanya.
"Maafkan saya nona, saya tak pernah menukar benda itu," elak Maisy.

Flora berjongkok di depan Maisy. Gadis itu meraih dagu Maisy agar menatapnya.
"Lalu siapa yang telah menukarnya?! Kau bertemu dengan siapa pada saat itu?!"

Maisy menatap Flora.
"Sa-saya bertemu dengan No-Na Evelin dan pelayan pribadinya,"

"SIALAN!" Flora mendorong dagu Maisy sembari bangkit berdiri. "Evelin benar-benar ingin bermain-main denganku!" berangnya.

"Ternyata dia semakin pintar," batin Flora.

"Maisy cepat kau bersihkan dirimu dan darah kotor itu! Setelah itu siapkan air untukku mandi!" perintah Flora.

"Ba-baik Nona," Maisy bangkit.

***

"Nona, apakah benar Nona Flora pelakunya?" tanya Bella.

Evelin menganggukan kepalanya. Gadis itu fokus pada pistol dari dunia modernnya. Terakhir kali ia menggunakannya adalah pada saat dirinya disergap oleh bangsa penyihir. Ia bukan seorang mafia ataupun pisikopat jadi dirinya tak rindu menggunakan pistolnya itu. Kalau ditanya kenapa ia mempunyainya, jawabannya adalah untuk berjaga-jaga dari orang-orang yang ingin menghancurkannya di dunia modern. Itu pun atas suruhan manajer serta asisten pribadinya.

Bella yang sedang melipat gaun milik nonanya mengangguk-anggukan kepalanya. Pantas saja pada saat ini nonanya tak memberi tahu bahwa Nona Flora pelakunya. Karena jika itu terjadi dirinya tidak akan percaya. Ternyata selama ini ia salah, dulu dirinya selalu mengagumi Nona Flora. Namun sekarang tidak lagi. Ia hanya mengagumi Nona Evelin yang sekarang.

"Bella apakah kau ingin pergi ke pasar rakyat?" tanya Evelin menatap Bella.

Bella menganggukan kepalanya. Ia sangat ingin berjalan-jalan di pasar rakyat. Namun detik selanjutnya gadis itu mengelengkan kepalanya. Bagaimanapun ia tak diperbolehkan keluar dari istana kerajaan.

"Kita nanti akan pergi ke pasar rakyat," ungkap Evelin.

"Tapi nona kita tidak diperbolehkan keluar dari istana,"

"Kita akan pergi diam-diam. Pakailah baju pria yang berada di dalam almari itu nanti," Evelin ingat bahwa dirinya juga membeli sebuah baju lelaki berwarna abu-abu dengan kualitas yang sama seperti baju lelakinya yang berwarna jingga.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang