53. Diselamatkan

2.2K 325 0
                                    

Jangan lupa vote dan coment guys!
Mulmed 🎙🎶🔊 Hocus Pocus by  BVNDIT
Happy reading readers termwah!

👑👑👑

Evelin dan Ivory telah tiba di pasar rakyat.

"Apa yang akan kau lakukan disini?" tanya Ivory.

"Tentu saja bersenang-senang," Evelin sebenarnya ingin mengambil batu giok yang ia pesan. Tapi Ivory ini selalu berada disampingnya. Menyusahkan saja.

Ivory menatap Evelin sejenak yang berjalan disampingnya. Lalu gadis itu menatap pasar rakyat yang cukup ramai. Banyak pedagang menjual berbagai makanan. Ada juga beberapa peramal yang menjual jimat keberuntungan. Jika bangsa penyihir melihatnya mungkin akan tertawa.

"Nona Evelin-"

"Tolong jangan panggil aku seperti itu, kau bisa memanggilku Elvis jika aku seperti laki-laki," sela Evelin tak ingin orang lain tahu tentang identitasnya yang asli.

"Baiklah Elvis, aku tidak yakin kau hanya ingin bersenang-senang disini," cibir Ivory.

"Aku hanya ingin mengambil batu giok yang ku pesan. Batu giok itu sangat indah layaknya bunga salju pertama yang turun dari langit," ucap Evelin dengan nada yang ia buat sesenang mungkin.

Ivory bergidik ngeri melihat Evelin. Ternyata Evelin sama saja seperti gadis lain yang senang dengan perhiasan. Sebuah pemikiran yang bersarang diotaknya bahwa Evelin akan menemui seseorang yang penting segera ia tepis.

Evelin nyengir menatap Ivory.
"Apakah kau mau ikut bersamaku ke penjual giok disana?" tanyanya.

"Tidak, aku akan berjalan-jalan sendiri. Nanti kita bertemu di jalan utama," tolak Ivory dengan cepat. Ia tak suka melihat gadis yang menyukai perhiasan.

Senyuman lebar tercetak di bibir cherry milik Evelin. Akhirnya ia bisa membuat Ivory menjauh.
"Baiklah!" katanya sembari berlari menuju penjual batu giok yang ia datangi beberapa hari yang lalu.

Gadis bersurai emas itu langsung bertemu dengan pria tua penjual batu giok. Melihat kedatangan Evelin, pria tua segera mengambil pesanan Evelin yang telah ia buat. Pria itu menyerahkan sebuah kantong berisi batu giok kepada Evelin.

Evelin menerimanya, gadis itu membuka kantong itu untuk menatap batu giok berbentuk hati berwarna biru muda dan ditengah-tengahnya terdapat sebuah titik berwarna merah. Sangat sesuai dengan pesanannya.

"Kau bekerja cukup baik. Bisakah kau membuat satu batu giok lagi yang sama dengan ini?" tawar Evelin.

"Baik tuan muda!" terdapat sorot bahagia di mata pria tua itu.

Evelin menyembunyikan batu giok itu di dalam jubahnya. Lalu gadis itu berjalan kembali untuk menemui Ivory di jalan utama. Ia sengaja memilih jalan yang tidak terlalu ramai, tentu saja alasannya adalah akan lebih cepat sampai.

Namun tiba-tiba Evelin dihadang oleh pria bersurai biru kehitaman.
"Kenapa kau menghalangi perjalananku?"

"Karena kau telah menyinggung tuanku," jawab Arlen. Pria itu menatap Evelin dari atas ke bawah lalu kembali ke atas. Bisa-bisanya pria kecil kurus didepannya ini menguping tuannya dan Nona Flora.

Evelin nampak waspada. Setahunya ia tak pernah menyinggung siapapun kecuali orang yang ia kenal.
"Siapa tuanmu?"

"Kau tak perlu tau,"

Evelin memincingkan matanya. Pria didepannya ini memakai sebuah cadar sehingga ia tak dapat mengenalinya.
"Kalau begitu biarkan aku pergi,"

"Tidak semudah itu," Arlen mulai berjalan mendekati Evelin.

Fake Villainess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang