11. Koma

25.1K 1.6K 202
                                    

"Do I have to be very sick and lay weak first, then you guys care about me?"

Lagu terakhir yang kalian putar:

Aku: That Should Be Me - Justin Bieber🎶

Happy Reading💚
###

Remaja laki-laki berlarian di koridor rumah sakit, tak peduli dengan orang orang yang memandang nya aneh. Pasalnya, ia tak memakai sandal. Baju pun hanya mengenakan kaus putih polos serta celana kolor warna abu.

Raut wajah nya datar, namun dibalik wajah datarnya. Tersimpan kekhawatiran yang ia pendam, dalam hati nya tak henti ia merapalkan doa agar kekasih nya selamat.

"SEAN!" serunya saat melihat teman nya tengah terduduk di depan pintu ruang IGD.

Sean menoleh, ia menatap Leo yang tengah berdiri dihadapan nya. "Le, duduk dulu."

"Gimana keadaan Acha, Yan? Kenapa bisa kaya gini?" tanya Leo khawatir.

"Dokter belum keluar dari tadi, gue gak tau pasti kejadian nya kaya gimana. Lo bisa tanya sama nyokap nya, dia ada disitu sama Acha."

Leo beralih menatap Sinta yang tengah duduk di kursi tunggu, "Tan! Kenapa Acha bisa kaya gini?" tanya Leo menatap Sinta tajam.

"Nanti saya jelaskan," ucap Sinta.

Leo berdecak sinis, "Wanita tua menyebalkan!" desisnya.

Sinta menatap Leo geram, "APA KAMU BILANG?"

"Le, udah. Ini rumah sakit, udah duduk diem aja bisa gak sih?" ucap Sean.

Leo menurut, ia duduk disamping Sean. Menatap pintu didepan nya dengan pandangan sendu.

"Acha," lirihnya.

"Sabar, Le. Gue yakin, Acha pasti baik baik aja. Dia cewek kuat, gue yakin itu. Berdoa, semoga semuanya baik baik aja," ujar Sean menepuk pundak Leo menguatkan.

"Hm."

"Eh iya, Keluarga lo udah tau belum?" tanya Sean.

"Udah, nanti mereka kesini."

"Oh oke."

Mata Leo beralih menatap seragam sekolah Sean, "Yan, lo pulang aja. Ganti baju, baju lo banyak darah nya."

Sean menunduk menatap baju nya, "Eh iya, yaudah gue pulang dulu. Nanti gue ke sini lagi sama Gio," ucap Sean yang dibalas anggukan oleh Leo.

Setelah Sean pergi meninggalkan Leo dan Sinta, keadaan seketika hening. Keduanya tengah bergelut dengan pikiran masing-masing.

"Kalau sampai terjadi sesuatu sama Acha, saya gak akan tinggal diam!" ucap Leo pada Sinta.

Sinta menatap wajah datar Leo, tatapan tajam yang Leo layangkan berhasil membuat nyali nya menciut.

Suara derap kaki yang terdengar tergesa-gesa mengalihkan atensi keduanya, Rehan dan Nadio datang dengan raut khawatir terpampang di wajah mereka.

"Bun, Acha kenapa? Gimana keadaan nya sekarang?" pertanyaan itu berasal dari Nadio yang terlihat khawatir.

"Acha tertabrak mobil, tadi pas keluar dari supermarket. Bunda liat didepan ada yang jual Martabak, Bunda mau beli itu. Pas Bunda nyebrang, Bunda gak tau kalau ada mobil dari arah kanan mau nabrak Bunda. Tapi-" Sinta terisak.

Rehan dengan sigap mendekap tubuh istrinya, mengelus punggung istrinya. Menenangkan, "Sttt, Acha pasti baik baik aja." bisiknya.

"Tapi, Mas. Acha dorong Bunda kepinggir, hiks. A-acha ketabrak gara gara nolongin Bunda. Harusnya Bunda yang ada diposisi Acha sekarang, andai aja Acha gak nolongin Bunda. Pasti dia gak akan kaya gini, hiks. Acha mas, Acha hiks," Sinta menangis di dekapan suami nya.

ACHA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang