29. Tangisan

12.4K 1K 33
                                    

PROMOSIIN CERITA INI KE INSTAGRAM, TIKTOK AND AKUN SOSMED KALIAN LAIN NYA!

BUAT KALIAN YANG MAU PROMOSIIN CERITA AKU DI IG, JANGAN LUPA TAG @lanwulan.24 and @wattpadlann atau bisa salah satunya💚

NIATNYA TADI AKU MAU KASIH CAST NYA JUGA TAPI AKU BELUM NEMU YANG COCOK SAMA MEREKA. APA LAGI BUAT CAST ACHA, AKU AGAK SUSAH NYARINYA.

BUAT KALIAN YANG MAU REKOMENDASIIN SIAPA YANG PAS JADI CAST TOKOH CERITA INI. AYOK KASIH TAHU AKU YA!

Happy Reading 💚
###

Goresan jingga mulai menghiasi langit, senja telah datang. Siap menyambut malam yang sebentar lagi tiba.

Acha duduk termenung dibalkon kamarnya, segelas susu menemani sorenya kali ini.

Dalam lamunnya, dia bergumam. "Acha seneng, abang udah mulai deket sama Acha lagi. Tapi, Acha juga takut. Takut abang jahat lagi sama Acha, Acha belum siap kalo abang jahat lagi."

Dia kembali bergumam dengan lirih, "Jangan biarin ini cuma sementara, Acha mohon."

Tak terasa satu tetes air mata mulai keluar dari matanya, dia segera menghapusnya.

Acha mendongak, menatap langit yang sudah berwarna jingga.

"Senjanya indah banget," gumam Acha.

Acha mengambil gelas berisi susu, dia meminumnya. Setelahnya dia kembali meletakkan gelasnya.

"Suatu saat nanti, Acha masih bisa liat senja gak ya? Acha masih bisa dekat sama kak Leo gak ya kira-kira?"

"Acha harap, Acha masih bisa dekat sama kak Leo. Acha sayaaaang banget sama dia," Acha terkekeh sendiri.

Acha menghela nafas, dia menatap langit yang masih menampakkan warna jingganya.

"Acha!"

Acha menoleh ke belakang saat mendengar ada yang memanggilnya, dengan nada yang terdengar seperti menahan amarah.

"Ayah?" gumam Acha.

"Sini kamu!" sentak Rehan.

Acha berdiri dari duduknya, dia menghampiri Rehan yang berdiri di samping ranjangnya.

"Ada apa, Yah?" tanya Acha saat ia sudah berdiri dihadapan Rehan.

"Ada apa kamu bilang?" tanya Rehan geram.

"Emang ada apa, Yah? Apa Acha buat kesalahan?" tanya Acha lagi.

"Iya! Kamu kembali membuat kesalahan," ucap Rehan. "Kamu tahu apa kesalahan kamu?" sambungnya.

Acha menggeleng, dia menatap Rehan bertanya-tanya.

"Kamu tidak membantu bibi membersihkan gudang, dasar bodoh!" Rehan menyentak Acha.

Acha menunduk, dia lupa kalau hari ini dia akan membantu bi Iyem membersihkan gudang.

"Maaf Ayah, Acha lupa."

"Kamu selalu seperti ini, melupakan semua pekerjaan yang seharusnya kamu kerjakan. Apa sih yang selalu kamu pikirkan? Pacar kamu? Semenjak kamu memiliki pacar, kamu jadi sering melupakan dan tidak melakukan semua pekerjaan kamu!" Rehan berucap dengan nada dingin dan tajam.

Acha menggeleng, "Bukan karena itu, Ayah. Acha emang lupa," cicitnya.

"Alasan!"

"Maaf Ayah."

"Tadi kamu pulang telatkan? Jangan kira saya tidak tahu, saya tahu kalau kamu sering pulang telat. Kamu selalu main bersama teman-teman kamu," ujar Rehan sinis.

ACHA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang