60. Akhir Dari Penderitaan Acha [END]

28K 1.4K 290
                                    

SS BAGIAN YANG KALIAN SUKA POST DI INSTASTORY KALIAN, JANGAN LUPA TAG @lanwulan.24 and @wattpadlann Maacih💚

JAM BERAPA KALIAN BACA PART INI?

ABSEN DONG, TAHU CERITA INI DARI MANA?

"Kisah kita berakhir sampai disini?"

Happy Reading 💚
###

Semuanya terdiam mematung, tak ada yang berbicara. Hanya ada tatapan kosong dari setiap orang.

Sorot kesedihan terpancar dari mata mereka, air mata lagi dan lagi keluar. Semuanya menangis.

Seorang pemuda diam dengan tatapan kosong, wajahnya datar. Tangannya terkepal kuat.

"Yon," panggilnya lirih.

"Iya bang," balas kembarannya tak kalah lirih.

"Abang mimpi ya, Yon?" tanyanya.

"Leon enggak tahu bang."

Setelahnya, hening kembali. Tak ada yang berbicara.

Setelah Dokter Vivi pergi usai memberitahu mereka kabar duka, keheningan melanda mereka.

"ACHA!" teriak seorang wanita paruh baya menangis tersedu-sedu.

Perlahan keheningan yang tadi melanda mereka, lenyap. Tergantikan dengan isak tangis yang saling bersahutan.

Saling merangkul, mereka tak percaya akan kenyataan yang mereka terima.

"Pasti mimpi," kekeh Nadio.

"Yon, Acha beneran ninggalin abang? Dia ninggalin abang, Yon. Dia udah janji, dia enggak akan ninggalin abang tapi..." tubuh Leo meluruh, dia memeluk lututnya.

Leon lantas ikut duduk di samping kakak kembarnya, "Abang," panggil Leon lirih.

"Kalian enggak ada yang mau liat Acha untuk terakhir kalinya?" ucap Morta, dia mengusap sudut matanya yang terdapat air mata.

Mereka lantas menatap Morta, benar. Mereka ingin melihat Acha. Mereka dengan segera memasuki ruang ICU.

Mereka terdiam melihat pemandangan di depannya, pemandangan yang mampu menyayat hati mereka.

Rehan, Ayah Acha. Tengah menangis memeluk erat jenazah Acha.

Nadio dan Sinta lantas mendekat, Sinta menepuk pelan bahu suaminya. Membuat Rehan menoleh menatap Sinta dengan air mata yang membanjiri pipinya.

"Peri kecil Ayah," ucap Rehan lirih, suaranya terdengar serak.

Sinta menangis, dia ikut memeluk Acha. Kata maaf sedari tadi terus dia lontarkan.

Nadio memalingkan wajahnya, dia tidak tahan melihatnya. Air matanya pun terus mengalir tanpa henti.

"Nadio, adik kamu enggak mau bangun. Dia marah sama Ayah, bujuk dia. Bilang, kalo Ayah minta maaf. Suruh dia bangun, Dio."

Nadio menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya, kala Rehan. Ayahnya berbicara seperti itu.

"Dia marah sama Ayah, Dio. Bujuk adik kamu, bilang sama dia. Dia harus bangun, Dio. Bilang sama dia, Ayah kangen sama dia. Ayo Dio!" Rehan berbicara sambil mengeratkan pelukannya pada tubuh Acha.

Rehan membelai rambut Acha, mencium kedua pipi Acha. Membisikkan kata maaf dan menyuruh Acha bangun.

Sinta terus menangis, dia mencium punggung tangan Acha. "A-cha maa-fin Bunda hiks, ba-ngun. Jan-gan tingg-alin Bunda kaya adik kamu," ujarnya menangis sesenggukan.

ACHA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang