25. Jealous

13.3K 1K 68
                                    

PROMOSIIN CERITA INI KE INSTAGRAM, TIKTOK AND AKUN SOSMED KALIAN LAIN NYA!

BACA PART INI JAM BERAPA?

Happy Reading 💚
###

Acha, Leo dan teman-temannya masih berada ditaman. Belum ada niatan untuk pulang padahal hari sudah mulai gelap.

"Minggir-minggir, gue mau adain pertunjukan nih!" ucap Leon mendorong Sean yang berada disebelahnya.

"Yaelah, pertunjukan apa sih?" tanya Sean sebal.

"Udah liat aja deh," Leon bangkit dari duduknya, "Bang, minjem sepedanya ya."

Leo yang masih asik tidur dengan paha Acha sebagai bantalnya, hanya menjawab dengan gumaman.

"Nih liat ya!" Leon sudah siap dengan sepedanya.

Dia mengayuh sepedanya, "Leon, namaku adalah Leon. Jangan panggil aku anak kecil paman!" ujar Leon.

Tak lama kemudian dia mengangkat bagian depan sepedanya ala ala anak BMX.

BRAKK!

"ADAWW SAKIT."

"Bwahaha rasain lo! Banyak gaya sih!" Sean tertawa terpingkal-pingkal saat menyaksikan Leon terjatuh dengan sepeda yang menimpa tubuhnya.

Gio berujar, "Biarin-biarin jangan ada yang nolongin!"

"ABANG! TOLONGIN DONG!" Leon berteriak.

Leo menghela nafasnya, dia berjalan menghampiri Leon yang masih tiduran di tanah dengan sepeda didepan nya.

"Bangun!" Leo mengulurkan tangannya.

Leon meringis, "Kaki gue sakit anjir, apalagi pinggang gue. Serasa encok!"

"Diem makanya," Leo menatap Leon datar.

"Banyak tingkah sih!" Acha ikut menimpali.

"Diem lo pada! Ngejek aja bisanya, bantu sih kagak!" Leon menatap mereka kesal.

"Balik!"

Mereka mendongak menatap Leo yang berbicara.

"Malem," Leo kembali berkata.

"Oh iya iya ngerti, ayok pulang. Udah malem, gitu," Sean menjelaskan.

Acha mencebikkan bibirnya, "Ihh Acha masih mau disini!"

"Udah malem, sayang."

"ACHA MASIH MAU MAIN DISINI!" rengek Acha.

"Lain kali, kalo weekend kita kesini lagi. Sekarang pulang," Leo memberi perngertian.

"Iya Cha, nanti kita kesini lagi kok. Ini udah malem, lo cewek. Nanti dicariin sama orang tua lo," sahut Sean.

"ISH YAUDAH DEH!" Acha menghentakkan kakinya, ia berjalan ke arah sepeda Leo berada.

"WOY KUTUB! AYOK BALIK!" teriak Acha.

Gio bergumam. "Astaghfirullah Le, pacar lo gitu amat."

"Bocil emang gitu," ujar Leon.

"Ayok!" Sean merangkul bahu Leon, menariknya ke arah sepedanya.

"Naik," Leo menatap Acha yang masih berdiri disampingnya, sedangkan dia sudah duduk disepedanya.

"Gak bisa," Acha menyengir.

"Tadi berangkat bisa," ucap Leo menatap Acha datar.

"Hehe, bercanda. Kak Leo baperan ih!"

ACHA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang