“Aku dengan segala luka yang ku punya”
-Acha Raquella
Happy Reading 💚
###Masih dengan air mata yang belum berhenti mengalir, Acha mengusap figura yang tengah ia pegang.
Matanya sembab, hidungnya memerah. Rambutnya berantakan, sangat kacau.
Masih dengan pakaian serba hitamnya, Acha berdiri dari duduknya. Berjalan menuju balkon dengan sebuah figura yang dia dekap.
Acha duduk di sofa yang berada di balkon kamarnya, isak tangisnya masih terdengar. Lelehan air mata terus mengalir membasahi pipinya tanpa mau berhenti.
"Hiks, kenapa kamu harus pergi ninggalin Acha?"
"Hiks...hiks..."
"Sstt... Ikhlasin ya, kalo kamu nangis terus. Kasian Leo, biarin dia tenang disana," bisik seseorang.
Acha menoleh ke belakangnya, dia menatap Nadio yang tengah berjongkok menghadap dirinya.
"Abang," panggil Acha lirih, "Acha gak ikhlas, Acha gak rela ditinggal pergi untuk selamanya."
Nadio mengangguk, dia duduk disamping Acha. Memeluk adiknya, "Harus ikhlas ya, kalo kamu nangis kaya gini. Kasian Leo, dia juga pasti sedih liat kamu kaya gini. Dia gak kemana-mana, Leo tetap ada disamping kita."
"Gak ada, dia pergi. Pergi ninggalin Acha bang," Acha menangis dalam pelukan Nadio.
"Leo gak ninggalin kamu oke, jangan sedih. Kasian arwah Leo pasti gak tenang disana kalo kamunya nangisin dia terus," ujar Nadio mengelus kepala Acha.
Acha menatap figura yang ia pegang, "Jahat banget," lirihnya.
Acha mengelus wajah Leo, ya itu fotonya dengan Leo.
"Kenapa harus secepat ini?" tanya Acha bergumam.
"Acha belum rela, ayok balik lagi!" ujarnya.
"Belajar ikhlas ya dek, ikhlasin Leo. Biarin dia tenang disana," ucap Nadio masih berusaha menenangkan Acha.
Bahu Acha bergetar, tangannya berkali-kali mengusap air matanya. Namun, sia-sia. Air matanya masih menetes hingga kembali membasahi pipinya yang saat ini telah tirus.
"Hiks..hiks...jahat hiks..."
"Leo enggak jahat, Cha. Semua makhluk hidup yang ada di dunia ini pasti akan mati, termasuk kita nantinya."
"Udah yuk bangun, kita keluar. Yang lain udah nungguin kamu," Nadio bangkit dari duduknya, dia merangkul bahu Acha.
"Leo mau dikuburin sekarang," lanjutnya, membuat tangis Acha semakin pecah.
"Enggak mau turun, enggak mau liat. Acha enggak sanggup abang," ucapnya.
"Gak boleh gitu, udah ayok turun."
Nadio kembali menuntun Acha keluar dari kamar gadis itu, keduanya berjalan menuju ruang tamu yang sudah ada teman dari adiknya.
Mata Acha menatap teman-temannya dan teman-teman Leo yang sudah memakai baju serba hitam, sama seperti dirinya.
"Sini."
Suara yang ditujukan padanya, membuatnya mengalihkan pandangannya.
Acha menatap sofa panjang yang berada di seberangnya, matanya menatap sosok laki-laki yang juga memakai pakaian hitam.
Acha langsung melepaskan pelukan Nadio, dia berjalan menghampirinya laki-laki tadi, memeluk tubuhnya dengan erat.
"Hiks kak Leo," isak Acha, "Leo ninggalin Acha sama saudaranya," adunya pada Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACHA [END]
Teen Fiction"Mulai sekarang lo pacar gue!" "Hah?" "Sekarang lo pacar gue!" ucapnya. "Kakak ngomong sama Acha?" tanya Acha . "Iya lah terus sama siapa lagi?" "Jadi, sekarang Acha punya pacar?" tanya Acha. "Wahh, Acha punya pacar," pekik Acha. "Gue, Leonard Ald...