12. Pérdida De Memoria

22K 1.5K 119
                                    


Lagu terakhir yang kalian putar:

Aku: Rahasia Cintaku - Kahitna🎶

Happy Reading💚
###

Sinar matahari menerobos jendela ruang inap Acha, seorang lelaki menggeliat. Perlahan matanya terbuka, ia baru saja bangun dari tidurnya.

Dia Leo, sudah dua hari ia berada disini. Pulang hanya untuk sekedar mandi dan mengganti bajunya saja, bahkan selama dua hari ia tak masuk ke sekolah demi menunggu Acha tersadar dari koma nya.

Tangan kekarnya perlahan mengelus pipi Acha yang chubby, seulas senyum tipis terukir di bibirnya. Perlahan ia mencium kening Acha.

"Buenos días mi sol," ucap Leo, senyum tipis masih terukir dibibir nya.

"Masih belum mau bangun, hm?"

"Aku nungguin kamu loh, kamu gak kangen aku gitu?" Leo terus berbicara seolah Acha akan merespon nya.

Walaupun ia tahu, kalau Acha tak akan merespon nya. Tapi ia, akan terus berbicara pada Acha, karena ia yakin. Acha, pasti mendengar apa yang ia bicarakan.

"Jahat banget sih gak mau buka mata, aku marah nih kalo kamu gak bangun bangun!"

Leo berdecak kesal, "Gara gara nenek peot Acha jadi kaya gini!"

"Coba aja kalo tadi Acha gak dorong dia, pasti yang ada disini bukan Acha. Tapi dia!"

Leo bangkit dari duduk nya, ia melangkah ke arah kamar mandi.

Pintu ruang inap Acha terbuka, seorang laki-laki melangkah ke arah ranjang Acha. Ia bingung, kemana pergi nya Leo? Mungkin pulang, pikirnya.

"Assalamualaikum, adik abang. Masih belum mau bangun juga hm?"

Dia Nadio, kemarin malam ia tak ikut menjaga dengan Leo. Ia ada kuliah malam hingga membuatnya terpaksa tak ikut menjaga adiknya.

Kedua orang tuanya sedang ada perjalanan bisnis ke Amerika, mereka berangkat saat malam itu. Malam saat mereka menyuruh Leo pulang, namun. Pemuda itu menolak keras.

"Yakin nih gak mau bangun? Nanti Cio nya abang buang nih kalo gak bangun juga."

"Ngapain?"

Nadio terlonjak kaget saat mendengar suara dibelakang nya, ia menoleh kebelakang. Wajah datar Leo langsung menyapa penglihatan nya.

"Masih pagi udah kaya kulkas berjalan aja," gumam Nadio pelan.

Ia menatap Leo sengit, "Lo gak liat? Gue lagi jagain adek gue! Gue lagi duduk, gue juga lagi nafas!"

"Hm."

"Kulkas!" ujar Nadio menatap Leo.

Leo ikut menatap Nadio, tapi tatapan yang berbeda dengan tatapan Nadio. Ia menatap Nadio dengan sorot dingin nya, "Minggir!"

"H-hah? Apanya?" tanya Nadio heran.

"Minggir!" ucap Leo lagi, kedua tangan nya ia masukan kedalam saku celana nya. Wajahnya datar, tatapan nya tajam dan aura nya dingin. Sudah menjadi ciri khas dari seorang Leo.

"Anjir gue baru duduk!" ucap Nadio tak terima.

"Peduli?"

"Hah? Peduli apa anjir?" kesal Nadio.

"Emang gue peduli?" ucap Leo lagi.

Nadio menghela nafas pasrah, ia bangkit dari duduk nya. Beralih duduk di sofa seraya memperhatikan Leo yang kini tengah duduk sembari menggenggam tangan Acha.

ACHA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang