37. Promise

10.6K 869 48
                                    

"Yang keliatan baik-baik aja belum tentu dia emang beneran baik-baik aja, tapi ada luka yang dia simpan dengan begitu rapih."

-Leon Aldevaro

Happy Reading 💚
###

Leo dan teman-temannya pergi ke kantin, bel istirahat belum berbunyi jadi keadaan kantin masih sepi.

Hari ini mereka kembali membolos, mereka baru saja selesai mengempesi ban motor dan mobil milik guru. Tentu saja tanpa sepengetahuan dari penjaga sekolah ataupun guru.

"Kemana?" tanya Leo saat Leon berbelok ke arah yang berlawanan dengan kantin.

"Beli es doger," jawab Leon.

Penjual es doger berada di belakang sekolah jadilah dia berjalan berlawanan arah dari temannya.

"Satu," ucap Leo.

Leon menatap Leo bingung, "Apanya yang satu bang?"

"Es," jawab Leo, wajah datar sudah menjadi ciri khas dari Leo.

Lelaki dingin berwajah datar, irit bicara. Itulah Leo.

"Abang mau juga?" tanya Leon.

Leo mengangguk, dia kembali berjalan meninggalkan teman-temannya.

"Buset kita ditinggalin," gumam Sean.

"Yan, lo mau beli es doger kagak?" tanya Leon.

"Boleh deh, gue satu ya. Yon," ucap Sean.

"Lo ikut gue, Gi. Lo mau gak?" tanya Leon pada Gio.

Gio mengangguk, "Duluan ya, di meja biasa."

Setelah Gio pergi menyusul Leo, barulah Leon dan Sean pergi ke belakang sekolah. Yang terdapat warung kecil tempat biasa mereka membolos bersama anak-anak bandel lainnya.

Sementara itu, Leo dan Gio sudah sampai di kantin. Gio langsung memesan makanan untuk dia dan teman-temannya, sementara Leo. Dia duduk dibangku kantin yang paling pojok.

My Girl

Nnt g ush k kntn
Ak k kls km bw mknn
Te amo querida❤️

Leo menaruh ponselnya di atas meja, setelah mengirim pesan ke Acha. Dia menatap sekeliling kantin, setelah dirasa aman. Dan tak ada guru yang lewat, dia mengeluarkan rokok dari saku celananya.

"Ngerokok, Le? Bagi satu," ucap Gio yang baru saja datang setelah memesan nasi goreng untuk mereka.

Leo melempar bungkus rokok pada Gio, dia juga memberikan pematiknya.

Asap rokok mulai mengepul disekeliling mereka, saling berterbangan terbawa angin.

"Gimana keadaan Acha?" tanya Gio.

Hari ini Acha sudah diperbolehkan sekolah, hari ini hari ketiga setelah kepulangan Acha dari rumah sakit.

"Fine," jawab Leo, dia menatap layar ponselnya yang terlihat roomchat dia dengan Acha.

Gio menatap Leo, "Le, gue masih gak percaya kalo Acha ngidap penyakit Leukemia."

"Hm," Leo hanya membalasnya dengan deheman. Gio sudah mengerti dia tak mempermasalahkan jawaban Leo.

"Kok bisa ya dia nutupin sampe gak ada yang tahu, padahal dia keliatan baik-baik aja."

"Yang keliatan baik-baik aja belum tentu dia emang beneran baik-baik aja, tapi ada luka yang dia simpan dengan begitu rapih, Acha contohnya."

ACHA [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang